Baca Juga: 4 Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram
Diantara kitab Imam Ahmad yang terbesar adalah Al-Musnadul Kabiir yang disebut-sebut sebagai kitab terbaik dari segi kedudukan dan kritiknya.
Imam Ahmad tidak sembarangan ketika menempatkan sebuah hadits dan beliau hanya memasukkan hadits yang memiliki tingkat hujjah yang kuat.
Imam Ahmad juga telah menyeleksi sebanyak 750.000 hadits.
Dalam mengeluarkan fatwa, beliau sangat selektif terhadap fatwa para sahabat yang tidak ada nash atau dalil di dalamnya.
Baca Juga: 4 Cara Murojaah Al Qur’an, Penghafal Qur’an Harus Tahu!
Apabila dalam satu masalah terjadi perselisihan yang menimbulkan dualisme persepsi, maka Imam Ahmad akan memuat kedua hal tersebut sebagai dua riwayat.
Selain itu, Imam Ahmad juga sangat tidak menyukai dan menentang fatwa terhadap suatu masalah yang tidak ada dalil atau keterangan ulama terdahulu di dalamnya.
Sepeninggal Imam Ahmad, para sahabatnya terfokus pada upaya untuk mengkaji berbagai macam pendapat beliau yang tercantum dalam fatwa-fatwanya.
Hal ini sangatlah berbeda dengan kebiasaan para ulama mazhab lainnya, dimana mereka berijtihad dengan mengikuti perubahan zaman.