Bagaimana Bila Istri Lebih Hebat dari Suaminya? Begini Dalam Pandangan Islam

- 31 Juli 2022, 21:26 WIB
Bagaimana Bila Istri Lebih Hebat dari Suaminya? Begini Dalam Pandangan Islam
Bagaimana Bila Istri Lebih Hebat dari Suaminya? Begini Dalam Pandangan Islam /Pexels/Ufuk Hambarduzu

SRAGEN UPDATE - Istri lebih hebat dari suaminya memang sering terdengar di kalangan masyarakat saat ini. 

Lalu, bagaimana pandangan Islam terkait istri lebih hebat dari suaminya? 

Dilansir SragenUpdate.com dari channel Telegram @Basyasman, Husain Basyaiban membagikan penjelasan istri lebih hebat dari suaminya dalam sudut pandang Islam. 

Banyak istri yang suka menjadi wanita hebat bahkan lebih hebat dari suaminya. 

Baca Juga: 8 Dosa Istri Terhadap Suami, Nomor 6 Kebiasaan Setiap Hari!

Memiliki keinginan untuk independen dari suami secara ekonomi dan lebih tinggi dari suami dalam hal ilmu dan pengalaman. 

Bahkan menginginkan agar suaminya manut padanya dan meminta restunya dahulu dalam mengambil keputusan. 

Keinginan semacam ini sebenarnya wajar sebab manusia memang diciptakan dengan hasrat untuk unggul dan mendominasi. 

Tapi kalau hal tersebut tercapai, suaminya sudah kalah dan tunduk pada istrinya, maka apa yang terjadi? Puaskah si istri? Bahagiakah rumah tangganya? 

Baca Juga: Paham Agama Tapi Pacaran? Waspada Murka Allah

TIDAK. Justru akan hadir perasaan tidak bangga pada suaminya.

Dalam al-Qur’an aturannya sudah jelas, suami istri relasinya saling membutuhkan dan saling melindungi bagai pakaian.

Suami adalah pakaian bagi istri dan istri adalah pakaian bagi suami (al-Baqarah: 187). 

Tapi, yang ditentukan menjadi pemimpin tetap si suami (an-Nisa': 34). 

Baca Juga: Tafsir Surah Ash Shaffat Ayat 100: Doa Meminta Anak Sholeh

Petunjuk al-Qur’an ini adalah posisi ideal dalam berumah tangga.

Sebab itu, idealnya bagi seorang wanita adalah mencari calon suami yang lebih hebat dari dirinya. 

Agar ia memiliki pemimpin keluarga yang bisa digandeng tangannya dengan bangga. 

Kata Habib Quraisy Shihab, ayam betina pun tidak akan bangga kalau pejantannya lemah. 

Baca Juga: Tafsir Surah Yusuf Ayat 86 : Allah Sebaik-baiknya Tempat Curhat dan Mengadu

Namun bukan berarti wanita tidak boleh memiliki value yang tinggi. 

Wanita tetap memiliki hak untuk mengaktualisasikan diri dan menjadikan dirinya berkualitas. 

Pada umumnya kualitas seorang istri akan berbanding lurus kualitas suaminya. 

Semakin berkualitas seorang wanita maka ia akan punya peluang mendapat suami yang lebih tinggi darinya atau minimal setara. 

Baca Juga: Mengenal Imam Madzhab: Biografi Imam Ahmad bin Hanbal

Apabila seorang wanita ‘kebetulan’ mendapat suami yang lebih lemah dari dirinya, klemar-klemer tidak tegas, kerja juga tidak cakap.

Dimarahi sedikit langsung ciut mengkerut, disuruh maju malah lari ke baris belakang, maka jangan biarkan kondisi tersebut berlarut-larut. 

Jangan malah memarahinya, merusak mental dan kepercayaan dirinya.

Namun buatlah ia menjadi percaya diri, tumbuhkan kebangganya, beri dukungan dan ajari ia agar menjadi pria hebat dan sukses.

Baca Juga: Mengenal Imam Madzhab: Biografi Imam Syafi’i

Bagi istri yang ditakdirkan mendapat suami hebat dan dominan menguasai segala kebijakan rumah tangga, maka janganlah memberontak atau ingin mendominasi juga. 

Nikmati saja posisi sebagai makmum yang diatur dan biarkan ia memimpin. 

Meski terkadang diatur-atur suami itu menyebalkan, tapi percayalah kalau mendapat suami yang tak mampu mengatur istri itu jauh lebih menyebalkan dan memalukan. 

Setidaknya sang suami tidak berbuat zalim dan bertanggung jawab memenuhi segala hak istri. 

Baca Juga: 4 Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram

Bagi para suami, jadilah pribadi hebat nan tegas. 

Hebat dalam arti bisa diandalkan dalam segala hal, memberi nafkah sesuai kemampuan dengan maksimal, ulet dan pantang menyerah serta bijak dalam mengambil keputusan. 

Tegas dalam arti bisa memimpin dengan baik, bisa memaksakan kebenaran tanpa emosi, berani menyuruh istri dan anak duduk bersama membahas berbagai masalah dan berani marah bila perlu. 

Jangan klemar-klemer tapi jangan pula suka marah dan bentak-bentak tak jelas sebab kedua sikap ini takkan melahirkan wibawa.

Baca Juga: 4 Peristiwa Bersejarah di Bulan Muharram.***

Editor: Medina Sylvia Riyanto

Sumber: telegram


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x