Artinya:
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab/33: 40).
Kata Khatam “خَاتَمْ“ diambil dari kata Khatm, yakni mencap atau menyetempel dan memberi bekas kepada sesuatu.
Ia juga digunakan dalam arti jaminan sesuatu, serupa dengan stempel untuk surat. Kata ini digunakan juga dalam arti mencapai batas akhir, seperti jika Anda bekata: “mengkhatamkan Al-qur’an”, yakni mencapai batas akhirnya. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir.
Perjalanan para nabi sejak Adam AS mencapai batas akhirnya dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW.
Penyebutan kalimat Khatam An-Nabiyyin atau ‘Penutup Para Nabi’ dalam konteks menafikan adanya anak buat beliau.
Ayat ini menurut Ibnu Katsir merupakan suatu kepastian yang menyatakan bahwa tidak ada kenabian setelah Nabi Muhammad SAW.
Serupa apa yang dinyatakan dalam tafsir As-Shobuniy dalam Shofatut Tafasir yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah penutup para nabi dan rasul.
Dengan adanya Nabi Muhammad SAW, Allah telah menutup risalah samawi.