Ayah Halimah terkenal sebagai orang yang sangat mencintai Al-Qur'an dan mencintai para ulama, sementara Ibunya terkenal sebagai orang yang sederhana, memiliki keinginan anak-anaknya mendoakannya ketika tiada.
Halimah sejak kecil menghabiskan waktunya di beberapa pesantren dari 1991 Pesantren Darullughah Wadda'awiyah Bangil Pasuruan.
Ustadzah Halimah sampai akhirnya pergi ke Tarim, Hadramaut, Yaman pada tahun 1998 dan menjadi pengajar di Daruz Zahra.
Sampai akhirnya Halimah menikah dan suaminya bernama Ahmad al Haddar.
Pernikahan tersebut dikatakan Halimah tanpa melalui proses pacaran dan Halimah berucap bahwa Halimah bersyukur mendapatkan suami seperti Ahmad al Haddar.
Baca Juga: Apa Itu Isra Miraj ? Berikut Penjelasan hari Bersejarah Bagi Umat Muslim
Halimah selama menanti jodohnya hanya berdoa kepada Allah Swt. untuk mendapatkan suami yang dicintai oleh Allah Swt., Rasulullah Saw. dan orang-orang saleh.
Sementara itu suaminya berdoa agar mendapatkan istri yang mencintai Allah Swt., Rasulullah Saw., dan orang-orang saleh.
Ustadzah Halimah pada salah satu dakwahnya pernah bercerita bahwa dirinya pernah ditegur seseorang bahwa perempuan yang terlalu tinggi ilmunya membuat seorang laki-laki takut.