Kisah Lengkap Khuhaib bin Adi, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Jenazahnya Bersenandung Syair

- 30 Maret 2023, 12:52 WIB
Kisah Lengkap Khuhaib bin Adi, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Jenazahnya Bersenandung Syair
Kisah Lengkap Khuhaib bin Adi, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Jenazahnya Bersenandung Syair /Instagram @ujdsdh

SRAGEN UPDATE - Khubaib bin Adi merupakan salah satu Sahabat Nabi SAW yang dikirimkan ke perang Badar, lalu membunuh salah satu pemimpin Quraisy.

Dari peristiwa perang Badar tersebut, berlanjutlah hingga Khubaib bin Adi ditahan, menjadi tawanan, hingga akhirnya dibunuh.

Ketika berhasil dibunuh oleh kafir Quraisy, jenazahnya dapat bersenandung syair-syair yang menyatakan tidk ada kesedihan ketika dirinya mati dalam keadaan muslim. Apa yang terjadi pada jenazahnya ini merupakan salah satu karomah yang Allah anugerahkan kepada hamba-hamba pilihannya.

Selain karomah jenazahnya bisa mengucap bait-bait syair, karomah lain juga didapatkan Khubaib ketika menjalani masa penahanannya, yaitu dia memakan buah anggur sebesar kepala orang sebagai bentuk pertahanan dari kelaparan.

Baca Juga: 5 Pesan Khalifah Ali bin Abi Thalib, Cocok Dijadikan Renungan dan Pengingat Hidup Terutama Saat Sedih

Berikut kisah lengkap Khubaib yang mendapat dua karomah sekaligus sebagaimana dilansir SragenUpdate.com dari buku 40 Sahabat Nabi SAW yang mendapat karamah:

Kisah Khubaib dan Misteri Anggur yang Sangat Besar

Khubaib bin Adi Hubaib bin Adi termasuk salah satu pejuang Badar yang berjasa membunuh salah satu pemimpin Quraisy, Haris bin Amir bin Naufal.

Berita pembunuhan tersebut, mulai menyebar ke seluruh jantung kota Mekah dan akhirnya Bani Haris tahu siapa yang telah membunjh bapak mereka.

Mereka dapat menghafal dengan baik nama orang Islam yang telah membunuh bapak mereka itu dalam pertempuran di Badar.

Kbubaib akhirnya terbunuh dalam tragedi di mata air Raji' dalam kondisi disalib di atas pohon kurma di Tan'im, Mekah.

Tragedi itu berawal dari adanya permintaan kabilah Udhal dan Qarah supaya dikirimkan beberapa orang yang bisa mengajarkan Islam dan Al-Qur'an kepada mereka (ada riwayat yang mengatakan berawal dari maksud Nabi untuk mengintai gerak-gerik kaum Quraisy).

Maka, pada 3 Hijriah, Rasulullah mengirim sepuluh sahabat, di antaranya Khubaib bin Adi, Mursid bin Abi Mursid AI-Ghanawi, Khalid bin Al-Bakir, Zaid bin AI-Dasinah dan menunjuk Ashim bin Sabit sebagai pimpinan mereka.

Namun, setibanya di Hadat -antara Asan dan Mekah, mereka dikhianati hingga akhirnya Khubaib ditahan dan dibunuh.? Imam Bukhari menceritakan peristiwa tersebut sebagai berikut:

"Nabi SAW pernah mengirim sepuluh pasukan mata-mata yang dipimpin olej Ashim bin Sabit, kakek Ashim bin Umar bin Al- Khaththab. Mereka berangkat kemudian singgah di suatu tempat antara Usfan dan Mekah (Hadat).

Baca Juga: Kisah Lengkap Hujr bin Adi, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Doa yang Langsung Dikabulkan

Keberadaan mereka dibocorkan kepada suku Huzail yang biasa disebut dengan Bani Lahyan. Mereka diikuti oleh Bani Lahyan, yakni sekitar sepuluh pasukan pemanah.

Hingga ketika mereka tiba di suatu tempat, mereka mendapati biji kurma Madinah yang dibawa oleh rombongan Ashim sebagai perbekalan mereka. Mereka mengatakan, "Ini adalah kurma Madinah."

Mereka terus mengikuti jejak rombongan Ashim, hingga berhasil menyusulnya.

Ketika rombongan Ashim merasakan kehadiran Bani Lahyan, mereka langsung berlindung di Bukit Fadfad. Kemudian, datanglah pasukan Bani Lihyan mengepung mereka dan berkata, "Turunlah kalian. Kalian berham membuat kesepakatan dan perjanjian, supaya ini tidak membunuh seorang pun dari kalian."

Ashim bin Sabit menimpali, "Demi Allah, aku tidak akan menerima perlindungan orang kafir. Ya Allah sampaikan kabar kami kepada Nabi-Mu."

Mendengar itu, para kafir lalu menyerang rombongan Ashim hingga berhasil membunuh Ashim bersama tujuh sahabat lainnya dengan panah.

Hanya tersisa tiga orang lagi dari rombongan Ashim, yaitu Khubaib, Zaid bin Dasinah, dan satu orang lainnya.

Mereka lalu membuat perjanjian dan kesepakatan dengan mereka jika bersedia turun dan menyerahkan diri.

Ketika mereka telah menyandera tiga utusan Nabi, mereka melepas tali anak panah untuk mengikat sandera mereka dengan tali itu, maka laki-laki yang ketiga berkata, "Ini adalah pengkhianatan pertama. Demi Allah, aku tidak akan menjadi sekutu kalian."

Baca Juga: Penggambaran Keindahan Fisik Nabi Muhammad SAW Menurut Orang-orang yang Bertemu Rasulullah SAW

Mereka kemudian menyeretnya, namun dia tetap menolak, akhirnya mereka membunuhnya lalu membawa Khubaib dan Zaid hingga mereka menjualnya di Mekah.

Khubaib dibeli Bani Haris bin Amir bin Naufal di mana Khubaib pernah membunuh Haris pada waktu Perang Badar.

Khubaib menjadi tawanan Bank Haris, hingga mereka sepakat untuk membunuhnya.

Khubaib lalu meminjam pisau cukur dari salah satu anak perempuan Haris untuk mencukur bulu kemaluannya, dan ia pun meminjamkannya.

Wanita itu bercerita, "Aku sempat lupa dengan anak laki-lakiku yang mash kecil. Dia mendekati Khubaib dan oleh Khubaib diletakkan di atas pahanya. Ketika aku melihatnya, aku merasa sangat takut yang bisa ia pahami, sementara pisau cukur masih tergenggam oleh Khubaib.

Khubaib bertanya kepada wanita itu, "Apakah engkau kau takut kalau aku akan membunuhnya? Insya Allah aku tidak akan melakukan itu."

Wanita itu berkata lagi, "Demi Allah, aku tidak pernah melihat tawanan yang sangat baik seperti Khubaib. Aku pernah melihatnya memakan setangkai anggur di tangannya dalam keadaan terikat dengan rantai besi, padahal di Mekah tidak ada buah anggur.

Menurut keterangan dari Mawiyyah binti Hujair yang saat itu sudah memeluk Islam, Saat Khubaib di penjara di dalam rumahnya, ia melihat dari celah pintu Khubaib sedang memegang setangkai buah anggur sebesar kepala orang.

Ia memakan anggur itu. Di bumi ini ia betul-betul belum pernah ada anggur sebesar yang Khubaib makan.

Setelah itu, mereka membawa Khubaib keluar dari Tanah Haram untuk membunuhnya.

Baca Juga: Penggambaran Keindahan Fisik Nabi Muhammad SAW Menurut Ummu Ma'bad Al-Khuzaiyah

Khubaib meminta kesempatan untuk mengerjakan salat dua rakaat.

Khubaib kembali kepada mereka dan berkata, "Kalau bukan karena khawatir kalian menganggap aku takut mati, maka aku akan menambah rakaatku lagi."

Dan ialah orang pertama yang melakukan salat dua rakaat sebelum dibunuh. Kemudian dia berdoa, "Ya Allah hitunglah jumlah mereka!"

Katanya lagi, "Aku tidak peduli bila terbunuh sebagai seorang muslim. Di bagian mana pun tubuhku jatuh terbunuh karena Allah. Itu untuk membela Zat Allah. Jika Dia berkehendak, tentu Dia akan memberkahi salah satu anggota tubuhku yang terpisah." Maka, berdirilah Ugbah bin Al- Haris lalu membunuhnya.

Peristiwa Jenazah Khubaib bisa Bersenandung

Orang-orang Quraisy mengirim utusan kepada Ashim untuk mendapatkan sebagian jasadnya sebagai bukti, sebab dialah yang telah membunuh sebagian besar petinggi mereka pada perang Badar.

Namun di tengah itu, Allah mengirimkankan semacam gulungan debu yang menggulung utusan mereka, sehingga mereka tidak berhasil mengambil sedikit pun dari jasad Khubaib.

Beberapa orang dari Quraisy mulai menyiapkan pohon kurma untuk menaruh Khubaib di atasnya.

Tanpa sedikit pun rasa empati, pasukan pemanah mulai menghujamkan panah mereka hingga mengenai tubuh Khubaib.

Ketika panah dan pedang telah menghujam di tubuh Khubaib, salah seorang petinggi Quraisy mendekati Khubaib dan menawarkan Nabi Muhammad sebagai gantinya agar ia selamat dan sehat bisa hidup bersama-sama dengan keluarganya.

Baca Juga: Penggambaran Keindahan Fisik Nabi Muhammad SAW Menurut Ali bin Abu Thalib, Sahabat Rasulullah SAW

Dengan sontak Khubaib menjawab, "Demi Allah, aku tidak menginginkan (selamat) bersama anak dan istriku dan selamat menikmati dunia, sementara Rasulullah terkena duri."

Ketika mereka hendak mengangkat tubuh Khubaib di tiang penyaliban, ia berdoa, "Ya Allah, kami telah menyampaikan tugas dari Rasul-Mu, maka sampaikan kepadanya esok, mengenai apa yang kami alami."

Tidak lama kemudian, terbunuhlah Khubaib di tangan Abu Sirwa'ah, Ugbah bin Al-Haris dalam keadaan sya id di atas salib. Doa Khubaib terkabul, Allah mengutus Jibril untuk remberi tahu Nabi Muhammad tentang kematian Ashim dan Khubaib.

Maka, Nabi menyuruh Zubair bin Awwam dan Al-Migdad bin Amr untuk menguburkan jenazah Ashim, sementara Amr bin Umayyah Adh-Dhamri diutus untuk mengambil jenazah Khubaib di atas kayu salib."

Amr bin Umayyah bercerita bahwa ia diutus Rasulullah SAW untuk mengambil jenazah Khubaib dari orang-orang Quraisy.

Ia mendatangi kay yang digunakan untuk menyalib Khubaib.

Karena takut ada mata-mata musuh yang melihat, ia menaiki kayu itu sambil mengamati sekitarnya.

la lepaskan Khubaib dan meletakkannya di atas tanah, lalu ia beranjak tidak jauh dari jenazahnya. Ketika menoleh, ia tidak melihat jenazah Khubaib lagi, seolah-olah bumi telah menelannya.

Sampai sekarang, jenazah Khubaib tidak diketahui bekasnya (keberadaannya).

Baca Juga: Inilah Proses Menangani dan Menguburkan Jasad Rasulullah SAW, Kenapa Makam Nabi SAW Ada di Rumahnya

Sebelum meninggal di tiang penyaliban, Khubaib sempat bersenadung dengan bunyi syair-syair berikut:

Sungguh berbagai kekuatan terkumpul di sekitarku dan memanggil kabilah-kabilah mereka Sungguh berbagai kekuatan terkumpul di sekitarku dan memanggil kabilah-kabilah mereka Mereka memperlihatkan permusuhan kepadaku Karena aku dalam perjanjian yang kuat Sungguh mereka mengumpulkan anak-anak dan wanita-wanita mereka Dan aku didekatkan kepada tiang tinggi yang dijaga Kepada Allah, aku adukan keterasingan dan kesedihanku Serta apa saja yang dinginkan banyak orang dikematianku Duhai Arasy, sabarkan aku terhadap apa yang dinginkan kepadaku Sungguh mereka memotong-motong dagingku dan keinginan sudah tidak ada lagi Itu semua di jalan Allah Jika Dia berkehendak, Dia memberkahi potongan organ tubuhku yang dipotong-potong Mereka menyuruhku memilih antara kekafiran atau mati Sungguh kedua mataku bercucuran dengan air mata tanpa henti Aku tidak takut mati karena aku tetap akan mati Namun yang aku takutkan ialah bara api di setiap penjuru Demi Allah tidak ada yang aku inginkan jika aku mati dalam keadaan muslim Bahwa mati seperti apa pun, kematianku itu di jalan Allah Aku tidak akan menampakkan ketundukan dan keluh-kesah kepada musuh Karena tempat kembaliku ialah kepada Allah.

Demikian kisah lengkap Khubaib bin Adi dengan misteri buah anggur yang dimakannya. Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Buku 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x