Laki-laki tua itu mengatakan, "Aku temukan dalam ilmuku bahwa akan ada seorang Nabi yang diutus di Tanah Haram. la dibantu seorang pemuda dan seorang paruh baya. Sahabatnya yang muda itu berani berjuang dan menjadi pelindungnya. Sementara yang paruh baya berkulit putih, berbadan kurus, ada tahi lalat di perutnya, dan terdapat tanda-tanda di paha bagian kirinya."
Abu Bakar memperlihatkan perutnya dan laki-laki tua itu melihat tahi lalat hitam di atas pusar seraya berkata, "Demi Tuhan yang menguasai Kakbah, engkaulah orang itu. Aku ingin menyampaikan sesuatu kepadamu, dan lakukanlah!"
Abu Bakar bertanya, "Apa itu?"
Laki-laki itu menjawab, "Janganlah berpaling dari petunjuk Tuhan. Berpegang teguhlah pada jalan yang benar. Takutlah kepada Tuhan dari setiap apa yang Dia anugerahkan kepadamu!"
Abu Bakar meneruskan ceritanya:
"Aku tinggal di Yaman (beberapa hari) untuk urusan bisnis. Lalu aku menemui laki-laki tua itu untuk berpamitan."
la bertanya kepadaku, "Berkenankah engkau menyampaikan syairku sebagai pujian untuk Nabi yang ditunggu-tunggu itu?" dan "Baiklah," ujarku.
Laki-laki itu kemudian membacakan beberapa syair. Setibanya Mekah, Abu Bakar disambut Uqbah bin Abi Mu aith dan beberapa pemuda Quraisy lainnya. la bertanya mengenai kondisi Mekah selama ia berada di Yaman. Mereka menjawab bahwa anak yatim asuhan Abu Thalib mengaku bahwa dirinya adalah seorang Nabi.
Abu Bakar lalu meninggalkan mereka dan bertanya tentang keberadaan Nabi Muhammad saw. Seseorang memberitahukan bahwa Nabi sedang berada di rumah sayidah Khadijah, istrinya.