Kisah Lengkap Salman Al Farisi, Sahabat Nabi SAW yang Memiliki 2 Karomah: Asal-Usul, Keislaman, dan Kematian

- 30 April 2023, 13:44 WIB
Ilustrasi: Kisah Lengkap Salman Al Farisi, Sahabat Nabi SAW yang Memiliki 2 Karomah: Asal-Usul, Keislaman, dan Kematian
Ilustrasi: Kisah Lengkap Salman Al Farisi, Sahabat Nabi SAW yang Memiliki 2 Karomah: Asal-Usul, Keislaman, dan Kematian /Unsplash/Simon Berger

SRAGEN UPDATE - Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana dalam memberikan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Allah dapat memberikan karomah lebih dari satu kepada hamba-Nya yang saleh, sebagai bukti kasih sayang-Nya dan sebagai bentuk pembuktian kebenaran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk kepada sahabat Nabi SAW.

 

Hal tersebut juga terjadi kepada Salman Al Farisi, sahabat Nabi SAW yang mendapat dua karomah sekaligus: memanggil hewan dan meruntuhkan pintu gerbang yang sangat kuat.

Berikut kisah lengkap Salman Alfarisi, sahabat Rasulullah yang mendapat dua karomah, lengkap dengan asal-usul, dan sejarah keislamannya sebagaimana SragenUpdate.com dapatkan dari buku “40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karomah”

Baca Juga: Inilah Prediksi Anime Mashle Episode 5 Beserta Tempat Menonton dan Tanggal Tayangnya

Asal-Usul Salman

Salman Al-Farisi bernama asli Mabah bin Budakhsyan. Ia lahir di Kota Isfahan di sebuah desa bernama Jiyyun yang mayoritas penduduknya beragama Majusi penyembah api. Ayahnya adalah kepala suku di desanya. Salman mendapatkan kasih sayang lebih dari ayahnya, sehingga ia tidak pernah diperkenankan keluar rumah. Sebagai penganut agama Majusi yang taat, Salman sangat rajin melaksanakan ajaran Majusi. Bahkan ia ditugaskan ayahnya untuk menjaga kuil api di tempat pemujaan penganut agama Majusi.

Perpindahan Agama Salman Sebelum Masuk Islam

Suatu hari, Salman diminta pergi ke perkebunan milik ayahnya. Di tengah perjalanan, ia melewati sebuah gereja. Dari dalam gereja, ia mendengar suara orang-orang sedang beribadah. la tidak pernah tahu apa yang dilakukan orang-orang di luar karena ia tidak pernah diizinkan keluar ayahnya dari dalam rumah. Penasaran, Salman segera masuk ke gereja melihat bagaimana cara mereka beribadah terhadap tuhan mereka. Setelah melihat apa yang mereka lakukan di dalam gereja, Salman merasa tertarik dan menyukainya. Salman berkata, "Demi Tuhan, sungguh ini lebih baik dari agama yang aku anut selama ini. Sampai matahari terbenam, Salman masih berada di dalam gereja. la tidak jadi pergi ke perkebunan. Salman bertanya tentang asal usul agama mereka. Mereka menjawab, "Dari Syam.

 

Sudah puas dengan jawaban mereka, Salman lalu pulang untuk menemui ayahnya yang saat itu sedang mengirim anak buahnya untuk mencari Salman. Ketika tiba di rumah, ia ditanya, "Wahai anakku, dari mana saja kamu? Bukankah aku menyuruhmu untuk pergi ke perkebunan milikku?"

Salman menjawab, "Ayah, saat di perjalanan, aku melewati sekelompok orang sedang beribadah di gereja. Aku tertarik dengan agama mereka.

Baca Juga: Jang Wonyoung IVE Ungkap Rahasia Perawatan Kulitnya kepada Penggemar, Kamu Bisa Mencobanya

Ayah Salman berkata, "Anakku, tidak ada yang baik dari agama mereka. Agamamu dan agama nenek moyangmu lebih baik dari agama mereka." Salman tetap mempertahankan pendapatnya, "Tidak, agama itu lebih baik daripada agama kita." Kedua kaki Salman lalu diikat dan ditahan di dalam rumah.

Salman mengutus seseorang untuk menemui orang-orang Kristen agar memberitahunya jika mereka kedatangan rombongan kafilah dagang Kristen dari Syam. Rombongan pedagang dari Syam akhirnya tiba. Ketika urusan mereka selesai dan akan pulang ke Syam, Salman ikut bersama mereka. Sampai di Syam, ia bertanya, "Siapa penganut agama Kristen yang paling baik?" Mereka menjawab, "Seorang uskup yang ada di gereja." Salman segera menemui pendeta itu dan berkata, "Aku tertarik dengan agama Kristen, aku ingin melayani Anda di gereja ini supaya aku bisa belajar dan beribadah dengan Anda." Pendeta itu mempersilakan Salman untuk bergabung dengannya.

 

Setelah beberapa tahun menjadi pelayan di gereja, Salman tahu bahwa pendeta yang ia layani itu ternyata seorang penjahat. Ia menyuruh jemaahnya bersedekah, tapi ketika sudah terkumpul, ia menyimpannya untuk dirinya sendiri dan tidak diberikan kepada orang-orang miskin. Didapati pendeta itu telah menimbun tujuh peti emas dan perak. Akhirnya pendeta itu meninggal dunia. Para jemaahnya berkumpul untuk membawa jenazahnya di pemakaman. Sebelum jenazahnya diangkat, Salman mengungkapkan peristiwa yang ia lihat selama menjadi pelayan pendeta. la berkata, "Pendeta kalian adalah orang jahat. la menyuruh untuk bersedekah, tetapi setelah terkumpul ia menyimpannya sendiri dan tidak diberikan kepada orang-orang miskin."

Mereka bertanya, "Dari mana Anda mengetahuinya?”

Baca Juga: Penjelasan Ending Dr Romantic Episode 2: Operasi Berhasil, Dr Kim dan Dokter Lainnya Selamatkan Pasien Wanita

"Saya akan menunjukkannya kepada kalian," jawab Salman. Ternyata benar, mereka menemukan tujuh peti emas dan perak. Mereka enggan menguburkan jenazah sang pendeta. Mereka menyalib dan melempari jenazah pendeta tersebut dengan batu. Salman dibawa ke pendeta lain dan diantarkan ke rumahnya. Pen- deta yang kedua ini membuat Salman betah tinggal bersamanya. Karena ia rajin beribadah, zuhud, mementingkan kehidupan akhirat dan lebih baik dari pendeta yang sebelumnya, hingga pada akhirnya pendeta itu sedang sekarat. la berwasiat kepada Salman untuk menemui pendeta yang berada di Mosul. Pendeta itu berkata, "Anakku, aku tidak mengenal seseorang selain seorang pria yang berada di Mosul. Sungguh orang- orang telah merugi; mereka telah mengubah dan mengganti agama mereka kecuali seorang laki-laki di Mosul. Setelah pendeta meninggal, Salman pergi ke Mosul untuk menemui pendeta yang dimaksudkan. Sesampai di sana, Salman mendapati pendeta Mosul tersebut benar-benar orang saleh. Ketika sedang sekarat, Salman berkata, "Wahai fulan, seseorang telah menyarankanku agar menemui Anda dan sekarang Anda sekarang sekarat. Siapa orang yang Anda sarankan untuk aku datangi? Apa yang engkau wasiatkan kepadaku?"

Pendeta itu menjawab,"Anakku, aku tidak mengenal seseorang yang beragama seperti kami kecuali seorang laki-laki yang berada di Nasibin, maka temuilah dia."

 

Salman mengikuti perintah pendeta Mosul itu dan melakukan perjalanan untuk bertemu dengan pendeta Nasibin. Akhirnya, Salman bertemu dengan sang pendeta dan tinggal bersamanya beberapa waktu, hingga akhirnya pendeta itu meninggal. Sebelum meninggal, Salman bertanya seperti sebelum-sebelumnya, "Wahai fulan, seseorang telah menyaranku agar menemui Anda dan sekarang Anda akan segera meninggal, maka siapa orang yang Anda sarankan untuk aku temui? Apa yang engkau wasiatkan kepadaku?" Pendeta itu menjawab, "Wahai anakku, aku tidak mengenal seseorang yang masih berpegang teguh pada agama kami kecuali seorang laki-laki yang berada di Amuriyah. Jika kamu tertarik, maka temuilah dia!" Ketika pendeta meninggal, Salman pergi ke Amuriyah dan bertemu dengan pendeta yang dimaksud. Maka Salman tinggal bersamanya dan bekerja untuknya.

Baca Juga: Dikunjungi Prabowo Subianto, Mahfud MD Dikabarkan Dilamar sebagai Cawapres

Selama bekerja, Salman mendapatkan beberapa ekor sapi dan seekor kambing. Ketika ajal hendak menjemputnya, Salman ber-tanya sama seperti yang ditanyakan kepada pendeta di Nasibin. Maka pendeta itu menjawab, “Wahai anakku, aku tidak mengenal seorang pun yang berpegang pada ajaran agama kami yang bisa kamu datangi. Tetapi, sebentar lagi akan ada nabi yang diutus membawa agama Ibrahim. la berada di tanah Arab dan akan hijrah ke tanah yang subur yang dipenuhi oleh pohon-pohon kurma. Dia bisa dikenali dengan tanda-tanda tertentu. Dia menerima hadiah, namun tidak menerima sedekah. Di antara pundaknya ada tanda kenabian. Jika engkau mampu datang ke negeri itu, maka lakukanlah!"

Keislaman Salman

Ketika pendeta telah meninggal, Salman bertekad untuk mencari laki-laki yang dimaksud oleh pendeta tersebut. Di tengah-tengah perjalanan, ia bertemu dengan rombongan pedagang dari bani Kalb. Salman menawarkan hadiah beberapa ekor sapi dan seekor kambing jika mereka mau mengantarkannya ke tanah Arab. Setelah sepakat, mereka kemudian pergi. Sesampainya di Wadi Al-Qura (Arabi bagian Tengah) mereka menjual Salman kepada seorang Yahudi. Beberapa hari kemudian, datang seeorang dari bani Quraizah dari Madinah, paman dari Yahudi itu untuk membelinya kembali. Suatu hari, saat Salman sedang berada di atas pohon kurma dan majikannya sedang berada di bawah pohon tersebut, tiba-tiba sepupunya datang dan berkata, "Celaka bani Qilah, mereka sekarang sedang berkumpul di Quba menemui laki-laki yang datang dari Mekah dan mengaku bahwa dirinya adalah nabi."

 

Mendengar percakapan mereka, Salman bergetar dan khawatir ia akan jatuh dari pohon kurma itu mengenai majikannya. Kemudian ia turun, lalu bertanya kepada sepupunya, "Apa yang Anda katakan?"

Sang majikan menjadi marah lalu menampar Salman. la berkata, "Ара urusanmu? Pergi, selesaikan pekerjaanmu!"

Baca Juga: Prediksi Skor Manchester United vs Aston Villa Liga Inggris: Preview, Lineup, Kabar Absen Pemain

“Tidak, saya hanya ingin memastikan apa yang dia katakan," jawab Salman.

Akhirnya Salman puas setelah mendengar kepastian dari sepupunya. Setelah dirasa cukup punya bekal, Salman pergi ke Quba; untuk menemui Nabi saw. Salman kemudian masuk dan berkata, "Saya telah diberitahu bahwa Anda adalah laki-laki saleh dan para sahabatmu adalah orang-orang asing yang membutuhkan. Saya ingin memberikan sedekah dari apa yang saya punya. Saya melihat kalian berhak mendapatkannya dari orang lain."

Salman lalu mendekat dan Nabi saw., berkata kepada para sahabatnya, "Makanlah, tetapi Nabi sendiri mejauhkan tangannya dan tidak mau makan. Di dalam hati Salman berkata, "Inilah satu tanda (kenabiannya)."

Salman kemudian kembali untuk mempersiapkan sesuatu yang akan diberikan kepada Nabi selanjutnya. Saat itu, Nabi sudah pergi ke Madinah. Salman menyusul ke Madinah untuk menemui Nabi dengan membawa hadiah. Salman berkata, "Saya melihat Anda tidak makan hasil sedekah. Oleh karena itu, saya membawakan hadiah dengan tujuan menghormati Anda. Nabi menerima hadiah itu dan beliau memakannya. Kemudian memerintahkan para sahabatnya untuk makan bersama beliau. Salman berkata di dalam hatinya, "Sudah ada dua tanda kenabian".

 

Untuk ketiga kalinya, Salman datang ke Baqi' Al-Gharqad untuk menemui Nabi yang saat itu sedang menghadiri pemakanan salah seorang sahabatnya. Kemudian Salman mengucapkan salam lalu berputar untuk melihat punggung Nabi untuk memastikan apakah ada tanda-tanda seperti yang dibilang sahabatnya (pendeta Nasibin). Ketika nabi melihatnya, beliau mengetahui bahwa Salman sedang berusaha membuktikan sesuatu. Maka, Nabi saw., membuka selendang dari punggungnya dan Salman benar-benar melihat tanda itu. Lalu Salman memeluk dan mencium Nabi, kemudian menangis. Oleh Nabi, Salman diminta menceritakan kisah perjalanan hidupnya hingga Nabi tertarik kisah tersebut didengar pula oleh sahabat-sahabat beliau. Saat itu pula, Salman menyatakan dirinya di hadapan Nabi saw., untuk memeluk Islam. Tapi saat itu status budak masih ia sandang shingga saat terjadi Perang Badar dan Uhud, Salman absen dari daftar pahlawan.

Baca Juga: Menjadi Incaran Manchester United di Jendela Transfer Mendatang, Harry Kane: Saya Hanya Fokus pada Tim Ini

Setelah itu, Nabi memintanya untuk melakukan akad kitabah (membayar sejumlah uang kepada majikannya) untuk pembebasan dirinya. Akhirnya, ada kesepakatan Salman harus memberikan 300 pohon kurma dan 40 ukiyah emas kepada majikannya. Atas anjuran Nabi, para sahabat membantu Salman sesuai kemampuan mereka masing-masing. Ada yang membantu dengan memberikan 30 tunas pohon kurma, ada yang 20, ada yang 15, ada juga yang memberikan 10 tunas, sehingga semuanya terkumpul 300 tunas pohon kurma. Setelah itu Nabi menyuruh Salman menggali lubangnya, dan Nabi sendiri yang akan menanamnya.

Berkah tangan Nabi, tidak ada satu pun tunas kurma yang mati. Lalu Salman memberikan 300 tunas pohon kurma tersebut kepada majikannya, tinggal 40 ugiyah emas yang menjadi tanggungannya. Maka, Nabi memberinya emas sebesar telor ayam, hasil dari rampasan perang. Lalu Salman mengambilnya dan menimbang sebagiannya seberat 40 uqiyah dan memberikannya kepada sang majikan. Saat itu pula Salman bebas dan berganti status menjadi orang merdeka.

Saat masih menjadi budak, Salman diberi nama Abdullah oleh majikannya, seorang Yahudi yang membelinya dari Utsman bin Ashal Al-Qarzhi. Setelah memeluk Islam, namanya menjadi Salman bin Al-Islam atau Salman Al- Khair atau yang terkenal dengan Salman Al-Farisi.

 

2 Karomah Salman

1. Dapat Memanggil Hewan

Suatu hari, Salman keluar dari Madain bersama tamunya, tiba-tiba ada sekelompok kijang lewat dan berjalan di padang pasir, dan sekawanan burung sedang beterbangan di udara. Salman lalu berkata, "Datanglah kalian kepadaku. Aku kedatangan tamu yang ingin aku muliakan." Sekelompok kijang dan sekawanan burung itu mendatangi Salman.

Sang tamu lantas berkata, "Masya Allah."

Baca Juga: Prediksi Skor Barcelona vs Real Betis La Liga: Preview, Lineup, dan Kabar Absen Pemain

"Apakah Anda heran melihat seorang hamba yang taat kepada Allah, tetapi ia didurhakai oleh sesuatu?" tanya Salman kepada tamunya itu.

Kisah lainnya jug terdapat dalam beberapa riwayat mengenai pemanggilan domba.

Dikisahkan bahwa pada suatu hari, saat ia sedang berjalan bersama para sahabat, tiba-tiba seekor domba lewat di depan mereka. Salman lalu memanggil domba tersebut dengan suara yang tidak biasa, dan domba tersebut langsung mendekat dan memeluk Salman. Kejadian tersebut membuat para sahabat terkagum-kagum dan menyadari keistimewaan Salman Al-Farisi sebagai hamba Allah yang istimewa.

2. Meruntuhkan Pintu Gerbang yang Sangat Kokoh

Dalam riwayat lain juga diceritakan bahwa Salman Al Farisi membantu Nabi dalam mengepung Khaibar. Saat itu, Nabi dan para sahabatnya kesulitan untuk meruntuhkan pintu gerbang kota tersebut yang terbuat dari besi yang sangat kuat. Namun, Salman dengan kekuatan Allah mampu meruntuhkan pintu tersebut hanya dengan menggosokkan tangannya.***

Editor: Inayah Nurfadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x