Network
SRAGEN UPDATE - Wudhu merupakan salah satu kegiatan yang biasa dilakukan sebelum melaksanakan sholat.
Pada saat wudhu tidak sembarangan dilakukan sesuai dengan kehendak orang yang sedang melakukan wudhu.
Wudhu mempunyai tata caranya sendiri yang telah diatur bagian mana yang terlebih dahulu dibasuh sampai terakhir dan dari ujung mana sampai ujung yang mana.
Terdapat perbedaan rukun wudhu antara mazhab Syafi'i dan mazhab Hanafi.
Pada artikel ini akan dibahas enam rukun wudhu menurut mazhab Syafi'i.
Baca Juga: Prediksi Destined With You Episode 2 Beserta Tempat Menonton dan Tanggal Tayangnya
Berikut 6 rukun wudhu menurut mazhab Syafi'i:
1. Niat
Menurut mazhab Syafi'i niat termasuk rukun wudhu yang dilakukan ketika membasuh muka.
Perlu diperhatikan bahwa lafaz dan niat wudhu itu berbeda tata caranya.
Lafaz wudhu dibaca tidak di dalam hati sementara niat wudhu dibaca di dalam hati.
Berikut lafaz dan niat wudhu:
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Artinya:
"Saya berniat wudhu untuk menghilangkan hadas kecil fardu karena Allah SWT."
Baca Juga: Inilah Prediksi Drama Moving Episode 12 Beserta Tempat Menonton dan Tanggal Tayangnya
2. Membasuh Muka
Rukun wudhu yang kedua yaitu membasuh muka dengan memperhatikan bahwa air itu sudah merata mengenai muka.
3. Membasuh Kedua Tangan
Tangan yang harus kena dengan air pada saat wudhu adalah dari ujung kuku tangan sampai dengan siku.
Perlu diperhatikan bahwa wanita yang mempunyai kuku panjang juga harus memasukkan air ke dalam sela-sela kuku dengan jari bagian dalam.
4. Membasuh Sebagian Kepala
Kepala yang dibasuh pada saat wudhu tidak perlu seluruh bagian kepala, cukup sedikit saja dengan memperhatikan bahwa jari-jari tangan harus diletakkan dan digerakkan di atas kepala saat membasuhnya.
5. Membasuh Kaki
Rukun wudhu yang kelima yaitu membasuh kaki yang kanan dan kiri sampai dengan mata kaki.
Sama seperti membasuh tangan, bagian dalam kuku juga harus ikut dibasuh dan sela-sela jari kaki harus ikut diratakan dengan air.
6. Tertib
Mazhab Syafi'i memasukkan tertib sebagai salah satu rukun wudhu sehingga tidak diperbolehkan untuk mendahului membasuh kaki sebelum rukun-rukun yang lain terpenuhi.***
