7 Rekomendasi Wisata Religi di Sragen beserta Lokasinya, Tempat Bersejarah yang Wajib Dikunjungi

13 Maret 2023, 09:59 WIB
7 Rekomendasi Wisata Religi di Sragen beserta Lokasinya, Tempat Bersejarah yang Wajib Dikunjungi /Tangkapan layar YouTube/Berita Sragen

SRAGEN UPDATE - Sragen mempunyai beberapa wisata religi yang cocok dikunjungi oleh umat Islam untuk melihat bukti sejarah atau menambah wawasan keagamaan.

 

Biasanya makam menjadi salah satu wisata religi yang wajib dikunjungi yaitu makam-makam orang yang memiliki pengaruh di masyarakat.

Di Sragen sendiri terdapat beberapa makam yang cocok dikunjungi ketika berada di Sragen atau oleh masyarakat Sragen sendiri.

Berikut tujuh rekomendasi wisata religi di Sragen yang wajib dikunjungi:

Baca Juga: Daftar 10 Teratas Acara dan Penampilan TV Non-drama di Korea Selatan Maret 2023, Boys Planet No. 1!

1.  Makam Bupati Sragen I

Makam ini berlokasi di dusun Prambalan, desa Krikilan, kecamatan Masaran.

Makam Bupati Sragen I atau dikenal juga dengan Makam Pilang Payung merupakan makam para bupati pendahulu di Sragen yang mengalami berdirinya pemerintahan di kabupaten Sragen.

Salah satu bupati yang berada di makam itu yaitu R.T Wirjodiprodjo yang dikenal sebagai bupati pertama Sragen.

Makam ini menjadi salah satu makam penting di Sragen dan menjadi pilihan utama untuk dikunjungi setiap peringatan hari jadi Sragen.

2. Makam Sukowati

 

Makam ini berlokasi di dusun Pengkol, desa Kecik, kecamatan Tanon, kabupaten Sragen ± 20 km dari Kota Sragen.

Pada makam ini terdapat makam R. Bagus Jambu atau Pangeran Adipati Mangkubumi Sukowati yang merupakan putera ke sembilan Ki Ageng Panemahan.

Pada makam ini terdapat hal unik yang dipercayai masyarakat jika berdoa di tempat tersebut untuk kesembuhan dari suatu penyakit dengan mengambil air yang ada di tengah Yoni.

Yoni yaitu batu pahatan dengan lubang di tengahnya, Yoni di makam Sukowati terbuat dari batu andesit.

3. Makam Kyai Srenggi

Makam ini terletak di Sragen Lor tepatnya di sebelah barat Kantor Dinas Perikanan kabupaten Sragen.

Baca Juga: Pendiri HIPMI Inginkan Pengurus HIPMI Berusia dibawah 41 Tahun

Kyai Srenggi merupakan nama samaran Tumenggung Alap-Alap ketika sampai di desa Kranggan karena memutuskan untuk pergi dari kerajaan Mataram di Kartasura.

Tumenggung Alap-Alap dan keluarga pergi dari kerjaan karena kecewa dengan Kanjeng Sunan yang bersikap lemah dan tidak teguh yang dapat membahayakan kedudukan Tumenggung Alap-Alap sebagai narapraja Mataram.

Konon Kyai Srenggi ini adalah salah seorang Panglima Perang dari Sunan Amangkurat di Kartosuro, yang sebetulnya bernama asli Tumenggung Alap-Alap.Untuk menghilangkan jejak beliau berganti nama Kyai Srenggi.

  1. Makam Pangeran Samudra di Gunung Kemukus

Makam ini berlokasi di desa Pendem, Kecamatan Sumberlawang ± 29 km arah utara dari kota Solo dan ± 34 km arah utara Kota Sragen.

 

Pangeran Samudra adalah putra Majapahit yang terakhir dari ibu selir.

Pangeran Samudra mendalami ilmu agama di bawah bimbingan Sunan Kalijaga di Demak Bintoro, kemudian melanjutkan berguru pada Kyai Ageng Gugur tentang ajaran Agama Islam di Desa Pandan di lereng Gunung Lawu.

Pangeran Samudra dimakamkan di perbukitan yang menghadap ke arah barat sesuai dengan amanat dari sultan Demak.

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan semoga makam Pangeran Samudra bisa menjadi ramai dan dijadikan teladan bagi orang-orang sekitar.

Baca Juga: Ternyata Hukum Menikah Ada 5, Salah Satunya Haram

  1. Kompleks Masjid dan Petilasan Joko Tingkir dan Ki Kebo Kenongo

Makam ini berlokasi di desa Gedongan, kecamatan Plupuh, kabupaten Sragen, sekitar± 25 km sebelah barat daya dari pusat pemerintahan Kabupaten Sragen.

Masjid ini merupakan masjid tertua yang berada di Sragen yang didirikan di tanah milik Keraton Surakarta.

Selain itu, terdapat makam utama Pasarean Kyai Ageng Butuh/Ki Kebo Kenongo/Kyai Ageng Handayaningrat beserta istri.

Makam Joko Tingkir/Mas Karebet/Sultan Hadiwijoyo, Makam P. Tejowulan (adik Joko Tingkir), Makam Ki Patih Monconegoro

Ki Tumenggung Wurai dan Ki Tumenggung Wilomarto beserta pengikutnya.

  1. Petilasan Ki Joko Budug

 

Petilasan ini terletak di Desa Gampingan, kecamatan Sambirejo.

Petilasan ini cocok dikunjungi karena memiliki keunikan berupa papan kayu jati berjumlah 4 buah yang ditata membentuk seperti makam dengan panjang: 6,88 m dan Lebar: 1,27 m dengan ketebalan kayu jati 13 cm dengan kondisi yang mulai rapuh.

Petilasan ini mempunyai atap dari jerami yang khusus ditanam di lahan sebelah selatan dan konon atap ini tidak boleh diganti dengan genteng.

Selain itu, tidak ada yang berani merubah atau mengambil sesuatu dari sekitar petilasan ini tanpa seijin dari Raden Haryo Bangsal.

  1. Makam Syekh Zakariya

Makam ini berlokasi di Dmdusun Kauman, desa Masaran, Kecamatan Masaran.

Syekh Zakaria sendiri merupakan penyebar Agama Islam di dusun Kauman yang mengajarkan agama islam pada masyarakat luas.

Baca Juga: 5 Klub yang Dapat Menjadi Pelabuhan Baru Harry Kane di Bursa Transfer Musim Panas

Syekh Zakaria demi mengajarkan Islam memilih untuk membujang selama hidup Syekh Zakaria.

Tidak hanya di makan Sukowati, di depan struktur makam ini juga terdapat yoni yang terbuat dari batu andesit dengan posisi tengkurap.

Pada makam juga masih terkonsep punden berundak dan terbuat dari bahan batu bata yang mempunyai ketebalan dan ukuran lebih besar dari batu bata sekarang.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler