Legenda Balung Buto Sangiran, Perang Besar Raksasa dan Manusia, dan Tafsir Masyarakat Pada Mitos Balung Buto

- 16 Maret 2023, 08:05 WIB
Legenda Balung Buto Sangiran, Perang Besar Raksasa dan Manusia, dan Tafsir Masyarakat Pada Mitos Balung Buto
Legenda Balung Buto Sangiran, Perang Besar Raksasa dan Manusia, dan Tafsir Masyarakat Pada Mitos Balung Buto /Solocity.travel/

SRAGEN UPDATE - Legenda Balung Buto merupakan salah satu legenda yang ada di penduduk Sangiran yang menceritakan perang besar antara para raksasa dan manusia.

 

Sebelum tahun 1930, yaitu sebelum datangnya para peneliti bangsa asing, penduduk belum mengenal fosil tetapi menyebut fosil-fosil itu dengan Balung Buto.

Pada bahasa Jawa, Balung berarti tulang dan Buto memiliki arti raksasa, nama Balung Buto sangat terkenal di masyarakat Sangiran terlebih mereka yang berusia 60 tahun ke atas tahu betul mitos ini.

Beberapa peristiwa yang terjadi di legenda Balung Buto diabadikan masyarakat dengan bentuk nama-nama desa di kawasan Sangiran, seperti Dusun Bapang dan Desa Saren.

Baca Juga: Mengapa LPSK Tolak Permohonan Perlindungan AG dalam Kasus Penganiayaan oleh Anak Pengurus GP Anshor?

Selain itu, masyarakat sebelum tahun 1930 juga menafsirkan legenda Balung Buto dengan hal lain.

Kisah Legenda Balung Buto

 

Pada zaman dahulu di wilayah Sangiran yang masih berbentuk hutan lebat dan perbukitan hiduplah sekelompok masyarakat dengan damai.

Meskipun mempunyai tanah yang kurang subur, masyarakat itu tidak pernah kekurangan makanan karena mereka rajin bercocok tanam dan beternak.

Pada suatu hari, kedamaian mereka berubah menjadi kekacauan karena kedatangan para raksasa.

Para raksasa mulai merusak tanaman, memangsa hewan, dan lebih parahnya lagi mereka memakan manusia terutama anak-anak.

Baca Juga: Persebaya dan Sho Yamamoto Perpanjang Kontrak, Performa Paling Stabil Salah Satu Alasannya

Akhirnya, masyarakat merasa ketakutan dan berlarian ke sebuah desa di balik bukit untuk meminta tolong kepada kesatria yang bernama Raden Bandung.

Sebagai seorang kesatria, Raden Bandung menyanggupi hal tersebut dan mencoba dengan cara baik-baik, yaitu berbicara dengan para raksasa.

Akan tetapi, para raksasa tidak menanggapi dengan baik bahkan meminta seorang anak sebagai makanan raja raksasa yaitu Tegapati setiap hari.

Hal tersebut membuat Raden Bandung murka dan terjadilah peperangan yang dimenangkan oleh pasukan raksasa, Raden Bandung hampir terbunuh karena kesaktian raja raksasa.

Kekalahan perang tersebut membuat Raden Bandung melarikan diri ke tengah hutan, di hutan Raden Bandung mendapat wangsit untuk bertapa selama sewindu.

 

Setelah bertapa sewindu, Raden Bandung mendapat wisik untuk menenggelamkan diri di sungai yang banyak pohon beringinnya.

Hal tersebut dilakukan dan Raden Bandung mendapatkan wejangan dari Dewa Ruci tentang hakikat hidup dan cara mengalahkan kejahatan yang dilakukan oleh para raksasa.

Pada akhir nasihatnya, Dewa Ruci memerintahkan Raden Bandung untuk mengasah kukunya di batu supaya bisa mengalahkan pasukan raksasa.

Setelah itu, Raden Bandung muncul dari air telaga dan mencari pasukan raksasa bersama pasukannya.

Baca Juga: Anak Usia 15 Tahun Diduga Bandar dan Pengendali Pengedaran Narkoba, Miliki Anak Buah Usia 26 Tahun

Alangkah terkejutnya Raden Bandung ketika melihat bahwa pasukan raksasa telah mendirikan kerajaan di Glagahombo dan terdapat Gapura megah sebagai pintu masuk menuju kerajaan dan sebagai tempat penjagaan.

Setelah itu, Raden Bandung bersama pasukannya menyerbu para raksasa kerajaan Glagahombo.

Para raksasa banyak yang melarikan diri tetapi berhasil ditangkap dan dibunuh sedangkan raja raksasa mati mengenaskan dengan isi perutnya terburai keluar.

Pasukan raksasa meninggal dan sebagian tenggelam di bendungan yang telah dibuat Raden Bandung, sebagian lagi ada yang terkubur bukit.

Akibat banyaknya raksasa yang meninggal hingga mengenai suatu tempat yang saat ini bernama Desa Saren.

Raden Bandung juga memerintahkan masyarakat agar tidak menggangu tulang-belulang dan bangkai raksasa yang menyebar, bangkai raksasa yang menyebar oleh masyarakat disebut Balung Buto.

Penafsiran Masyarakat Pada Mitos Balung Buto

 

Sebelum datangnya para peneliti, masyarakat biasanya menyembuhkan berbagai penyakit menggunakan tulang raksasa tersebut.

Penyakit yang biasa mereka sembuhkan seperti penyakit perut, demam, atau penyembuhan karena gigitan hewan berbisa.

Selain menyembuhkan penyakit, masyarakat menggunakan Balung Buto sebagai jimat kekebalan dan jimat pengusir setan.

Baca Juga: PKH 2023 Cair, Segera Cek Jumlah Bantuan Dana dan Penerima Bansos di Laman Resmi Kemensos

Jimat kekebalan dibuat masyarakat dari Balung Buto dengan bantuan dukun sedangkan jimat pengusir setan biasanya menggunakan bagian gigi raksasa.***

Editor: Inayah Nurfadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x