Konflik Panas Antara Warga Desa Daegu dengan Mahasiswa Muslim Terkait Pembangunan Masjid

12 November 2022, 20:07 WIB
Konflik Panas Antara Warga Desa Daegu dengan Mahasiswa Muslim Terkait Pembangunan Masjid /Koreaboo/

SRAGEN UPDATE - Desa Daehyeong-dong saat ini berada di salah satu konlik budaya paling intens di Korea Selatan.

Pasalnya, komunitas imigran muslim di daerah tersebut mencoba untuk membangun masjid di lingkungan tersebut.

Sehingga hal tersebut telah memicu reaksi keras dari penduduk daerah desa Daegu selama lebih dari setahun.

Daerah tersebut sangat dekat dengan Universitas Kyungpook (KNU) yang dihadiri oleh banyak mahasiswa internasional.

Baca Juga: Bek Persib, Nick Kuipers Sambut Baik Permintaan Latihan Bersama dari FC Bekasi City

Sejak 2014, para mahasiswa KNU muslim menggunakan sebuah bangunan di Daehyeong-dong sebagai tempat untuk shalat.

Muaz Razaq, seorang mahasiswa Pakistan berusia 26 tahun di universitas tersebut mengatakan kepada media bahwa rumah shalat sementara tersebut kurang tepat untuk tujuan tersebut.

Ada beberapa masalah seperti tidak adanya sistem pendingin, tidak ada pemanas lantai, dan rumahnya kecil sehingga banyak mahasiswa yang harus berdiri di luar.

Untuk itu, mereka pun memutuskan untuk membangun sebuah masjid di lingkungan tersebut agar tempatnya menjadi lebih nyaman dan tenang untuk berdoa.

Pada tahun 2020, pembangunan masjid pun dimulai dengan persetujuan dari otoritas kabupaten.

Baca Juga: Biaya Tambahan untuk Para Centang Biru pada Akun Twitter, Elon Musk Tetapkan Jumlahnya

Rencananya, mereka akan mendirikan masjid yang memiliki dua lantai setinggi 20 meter dengan menara di puncaknya di atas sebidang tanah yang dimiliki oleh enam muslim dari Bangladesh dan Pakistan.

Sejak pembangunan masjid dimulai, banyak warga Korea yang menentang keras, mereka menyebut bahwa kemacetan dan kebisingan menjadi alasan utama mereka menolak pembangunan terebut.

“Bayangkan banyak orang melewati pintu depan rumah Anda beberapa kali sehari. Suara orang mengobrol, berjalan, dan mengendarai sepeda dan motor akan membuat Anda gila,” ucap seorang bermarga Jang.

Bahkan ada dari mereka yang menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pembangunan masjid tersebut dengan cara menghalangi pekerjaan kontruksi dengan memblokir pintu masuk lokasi dengan kendaraan.

Ketika perselisihan antara kedua komunitas tersebut terus berlanjut, tampaknya tidak ada rekonsiliasi yang terlihat.

Razaq mengaku bahwa ia dan umat muslim lainnya sudah melakukan kompromi seperti memasang cerobong asap yang panjang di masjid tersebut untuk mengendalikan bau makanan hingga membuat dinding bangunan kedap suara.

Baca Juga: Melihat Peta Kekuatan Manchester United vs Fulham, Erik Ten Hag Siapkan Amunisi Rp86,91 Miliar, Geser Antony?

Meskipun sudah tawar menawar, tetapi sangat disayangkan tidak ada yang menguntungkan pihak lain.

Jika pembangunan masjid tersebut berhasil, maka banyak warga sekitar yang akan pindah dari lingkungan tersebut.

Di tengah ketegangan konflik tersebut, pembangunan masjid tersebut sudah mencapai 60% selesai dan diharapkan akan selesai pada akhir 2022, kecuali jika ada hal lain yang menghalangi kemajuannya lagi.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Koreaboo

Tags

Terkini

Terpopuler