Baca Juga: Biaya Tambahan untuk Para Centang Biru pada Akun Twitter, Elon Musk Tetapkan Jumlahnya
Rencananya, mereka akan mendirikan masjid yang memiliki dua lantai setinggi 20 meter dengan menara di puncaknya di atas sebidang tanah yang dimiliki oleh enam muslim dari Bangladesh dan Pakistan.
Sejak pembangunan masjid dimulai, banyak warga Korea yang menentang keras, mereka menyebut bahwa kemacetan dan kebisingan menjadi alasan utama mereka menolak pembangunan terebut.
“Bayangkan banyak orang melewati pintu depan rumah Anda beberapa kali sehari. Suara orang mengobrol, berjalan, dan mengendarai sepeda dan motor akan membuat Anda gila,” ucap seorang bermarga Jang.
Bahkan ada dari mereka yang menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap pembangunan masjid tersebut dengan cara menghalangi pekerjaan kontruksi dengan memblokir pintu masuk lokasi dengan kendaraan.
Ketika perselisihan antara kedua komunitas tersebut terus berlanjut, tampaknya tidak ada rekonsiliasi yang terlihat.
Razaq mengaku bahwa ia dan umat muslim lainnya sudah melakukan kompromi seperti memasang cerobong asap yang panjang di masjid tersebut untuk mengendalikan bau makanan hingga membuat dinding bangunan kedap suara.
Meskipun sudah tawar menawar, tetapi sangat disayangkan tidak ada yang menguntungkan pihak lain.
Jika pembangunan masjid tersebut berhasil, maka banyak warga sekitar yang akan pindah dari lingkungan tersebut.