Kerabat dari Korban Kecelakaan Pesawat Nepal Protes Karena Lambatnya Proses Otopsi

- 19 Januari 2023, 06:29 WIB
Kerabat dari Korban Kecelakaan Pesawat Nepal Protes Karena Lambatnya Proses Otopsi
Kerabat dari Korban Kecelakaan Pesawat Nepal Protes Karena Lambatnya Proses Otopsi /Brain Sihotang/SeputarCibubur

SRAGEN UPDATE - Kerabat dari korban kecelakaan pesawat di Nepal.

Semakin tidak sabar menunggu pihak berwenang untuk melakukan otopsi dan menyerahkan jenazah untuk dikremasi.

Penerbangan Yeti Airlines dengan 72 penumpang jatuh ke ngarai pada hari Minggu 15 Januari 2023.

Saat mendekati Bandara Internasional Pokhara yang baru dibuka di kaki pegunungan Himalaya.

Baca Juga: Pendapatan Negara yang Diperoleh dari Migas pada Tahun 2022 Mencapai 270 Triliun Rupiah

Dalam insiden tersebut, dikabarkan tidak ada yang selamat.

''Sudah empat hari, tetapi tidak ada yang mendengarkan kami,'' kata Madan Kumar Jaiswal yang patah hati pada hari Rabu.

Saat dia menunggu di luar Institut Kedokteran Universitas Tribhuvan.

Dia mengatakan dia ingin otopsi dilakukan dengan cepat sehingga keluarga dapat menerima jenazah orang yang mereka cintai.

''Mereka mengatakan bahwa mereka akan melakukan tes DNA. Putri saya sudah meninggal,'' kata Ashok Rayamagi, ayah dari korban lain.

Baca Juga: 15 Quotes Fajar Sadboy yang Relate untuk Kalangan Anak Muda, Ada Apa Saja?

Pihak berwenang tidak mengomentari perihal otopsi, tetapi beberapa mayat dilaporkan terbakar parah.

Beberapa pakar penerbangan mengatakan rekaman dari landasan saat-saat terakhir pesawat.

Menunjukkan pesawat itu mogok, meskipun tidak jelas alasannya.

Pencarian satu-satunya orang hilang yang tersisa dilanjutkan pada hari Rabu dengan bantuan penyelam dan drone, kata polisi.

Para pekerja telah menutup bendungan di Sungai Seti untuk membantu mereka mencari mayat di jurang sedalam 300 meter.

Baca Juga: Jeon Yeo Been dan Ahn Yeoseop Bintangi Drama ‘A Time Called You’: Jelajah Waktu ke Tahun 1998

Sebuah tim ahli dari produsen pesawat ATR Prancis mengunjungi lokasi kecelakaan di Pokhara.

Pintu gerbang ke jalur pendakian populer di Himalaya.

Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa yang berbasis di Cologne juga mengatakan.

Pihaknya mengambil bagian dalam penyelidikan bersama badan investigasi kecelakaan udara Prancis BEA, kata juru bicara EASA Janet Northcote.

Pencari mengambil perekam suara kokpit dan data penerbangan pada hari Senin.

Baca Juga: Simak Penjelasan Lengkap, dari Kasus Ratusan Siswi Ponorogo Hamil diluar Nikah hingga Permohonan Dispen Nikah

Perekam suara akan dianalisis secara lokal, tetapi perekam data penerbangan akan dikirim ke Prancis.***

Editor: Kiki Widayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x