Pagerwesi ini ditujukan untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya adalah Sang Hyang Pramesti Guru atau Tuhan.
Sang Hyang Pramesti Guru adalah nama lain dari Dewa Siwa untuk melebur atau memberantas segala hal buruk yang terjadi.
Pagerwesi juga memiliki makna filosofis yakni simbol keteguhan iman, memagari diri dengan ilmu pengetahuan, hingga manusia tidak mengalami ‘kegelapan’.
Perayaan Pagerwesi diselenggarakan pada hari Budha (Rabu) Kliwon Wuku Shinta, yaitu 210 hari sekali, dan berdekatan dengan Hari Raya Saraswati.
Hari Raya Saraswati juga memiliki keterkaitan erat dengan Hari Raya Pagerwesi, keduanya berkaitan dengan peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan.
Saat perayaan Pagerwesi, umat Hindu dianjurkan melakukan samadhi atau meditasi di tengah malam, dengan sesajen yang dihaturkan adalah ‘Sesayut Panca Lingga’.
‘Sesayut Panca Lingga’, kata Panca yang berarti lima ini menggambarkan manifestasi Dewa Siwa sebagai jiwa-jiwa agung untuk meraih kebahagiaan.