Masyarakat juga diminta untuk waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang bermuara di puncak Gunung Api Semeru.
Terlebih lagi di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, menyatakan bahwa tidak ada dampak yang terjadi akibat dua kali erupsi Gunung Semeru.
Baca Juga: Inilah Daftar Nominasi iHeartRadio Music Awards 2024: Ada Jungkook BTS, dan Lainnya
"Tidak ada sebaran abu vulkanik yang mengarah ke permukiman warga dan aktivitas warga berjalan normal, meskipun Gunung Semeru mengalami erupsi," ungkapnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa pada Rabu, 17 Januari 2023 kemarin, Gunung Semeru di Perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang juga Meletus dengan tinggi letusan 600 Meter di Atas Puncak
Erupsi terjadi pukul 06.25 WIB pada tanggal 17 Januari 2024, tercatat erupsi dengan tinggi letusan mencapai sekitar 600 meter di atas puncak gunung, yaitu sekitar ±4276 meter di atas permukaan laut.
Informasi ini disampaikan oleh Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan tertulisnya yang diterima di Jember pada hari Rabu.
Yadi menjelaskan bahwa selama erupsi, kolom abu teramati memiliki warna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal, mengarah ke utara dan timur laut.***