Masa awal kepelatihan Xavi diwarnai dengan keberuntungan, tetapi musim ini Barcelona kehilangan keajaiban itu.
Penampilan tanpa pamrih dan cedera kiper utama Marc-Andre ter Stegen membuat tim kesulitan.
Masalah utama adalah ketidakmampuan Barcelona dalam menyelesaikan peluang, dengan Xavi mengakui bahwa timnya adalah salah satu yang paling tidak efektif di Eropa.
Baca Juga: AMIN Ungkap Komitmen: Gus Imin akan Alokasikan 5 Persen APBN untuk Kaum Muda Indonesia
3. Regresi Taktis
Sistem permainan yang sukses musim lalu di bawah Xavi secara perlahan berubah menjadi kekacauan.
Pemain seperti Pedri, Alejandro Balde, dan Ronald Araujo mengalami penurunan performa yang signifikan.
Kekurangan opsi di lini tengah dan cedera pemain kunci membuat taktik Xavi terpaksa beralih dari strategi yang berhasil musim sebelumnya.
4. Tekanan Berlebihan
Xavi, sebagai pendukung setia filosofi sepak bola ala Johan Cruyff, merasa bahwa tekanan di Barcelona, yang sering disebut sebagai 'entorno' oleh Cruyff, membuat klub ini menjadi yang paling sulit untuk dikelola di dunia.