Puisi ‘Syair’ Qais untuk Laila Part 3 dalam Kisah Cinta Laila Majnun: Ketika Masyarakat Mengasihani Majnun

27 Januari 2022, 20:26 WIB
Puisi ‘Syair’ Qais untuk Laila Part 3 dalam Kisah Cinta Laila Majnun: Ketika Masyarakat Mengasihani Majnun /Lukas Rychvalsky/Pexels

SRAGEN UPDATE – Setelah merendamkan diri ke kubangan lumpur, Qais yang sudah gila berjalan ke sana-ke mari. Qais telah menjadi gila, dan kebersihan dirinya perlahan runtuh.

Karena kegilaan yang dialaminya, Qais dijuluki Majnun yang berarti gila oleh masyarakat karena terus-menerus menyebut nama Laila.

Seperti ketika Majnun yang terus mengucapkan kidung-kidung dan puisi cintanya untuk Laila, kemudian masyarakat mulai mengasihani Majnun. Kidung ini dilampirkan kisah cinta Laila Majnun.

Baca Juga: Puisi ‘Syair’ Qais untuk Laila Part 2 dalam Kisah Cinta Laila Majnun: Ketika Majnun Mulai Mengembara

Berikut puisi ‘syair’ Qais untuk Laila Part 3 dalam Kisah Cinta Laila Majnun ketika masyarakat mulai mengasihani Majnun:

Ku mohon jangan kau tolak aku.

Jika kau marah padaku, padamkan amarahmu dengan air mataku.

Baca Juga: Puisi ‘Syair’ Qais untuk Laila Part 1 dalam Kisah Cinta Laila Majnun: Ketika Lamaran Qais Ditolak Keluarga

Duhai Belahan Jiwaku, kau aalah purnama dan aku adalah bintang yang telah jatuh ke bumi karena merindukanmu.

Aku sendirian dan kesepian menanggung rindu: sahabat karibku hanyalah bayanganku, dan bahkan kepadanya pun aku tidak berani untuk mengutarakan kesejatian cintaku padamu.

Aku justru takut ia akan menjadi iri dan berusaha untuk merebutmu dariku.

Lalu, apa yang aku lakukan demi kamu?

Dapatkah aku berharap padamu?

Baca Juga: 20 Puisi Rumi Tentang Hati, Jiwa, Cinta, dan Kerinduan

Aku adalah seorang laki-laki yang sedang dahaga rindu, yang senantiasa memimpikan air yang sejuk dan jernih.

Namun ketika terbangun dari mimpiku, yang ada hanyalah pasir dan debu.

Tetapi, apalah arti semua itu? Karena apa pun yang terjadi padaku, tak ada satu pun yang dapat melenyapkan cintaku yang ku rasakan di hatiku untukmu.

Ia adala sebuah rahasia penuh misteri, sebuah tanda ranya, sebuah gembok tanpa kunci, sebuah buku yang tak dapat terbaca lagi, dan sebuah teka-teki yang tidak dapat dipecahkan siapa pun di dunia ini.

Baca Juga: Puisi Pahlawan Kemerdekaan, Bentuk Apresiasi Untuk Mengenang Para Pejuang Bangsa Indonesia

Cinta untukmu adalah bagian dari hidupku, ia mengalir dalam urar nadiku bersamaan dengan air susu dari dada ibuku.

Dan ia akan lenyap dariku hanya bila jiwaku telah meninggalkan ragaku.”

Meski lamarannya telah ditolak oleh keluarga Laila, Majnun tetap mencintai Laila.

Meski Laila tak tahu lagi kabar dan perasaannya kepada Majnun seperti apa, Majnun tetap menyebut nama Laila dan teriris hatinya ketika mendengarnya.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler