SRAGEN UPDATE - Nabi Muhammad SAW dikenal dengan seorang yang memiliki kemampuan bersosial yang tinggi, penyanyang, pengertian, penyantun, dan semua sifat baik melekat pada dirinya.
Tak jarang, banyak yang menjadi sahabat beliau dan suka berbetah-betah menghabiskan waktu dengan Rasulullah.
Termasuk Nu’aiman, salah satu sahabat Nabi SAW dengan karakternya yang jenaka dan sering membuat Rasulullah tertawa.
Saking lucu tingkah polah Nu’aiman, Nabi bersabda tentang sifat jenaka yang melekat pada sahabat satu ini.
Baca Juga: Arti Kelelawar Masuk Rumah Pada Malam Hari Pertanda Apa? Bisa Jadi Hal Baik atau Buruk
Nama panjang Nu’aiman adalah Nu’aiman bin Amr bin Rafa’ah. Dia berasal dari Kota Madinah asli, artinya adalah dia termasuk golongan Anshar.
Karakter yang dimiliki Nu’aiman adalah jenaka dan sering usil mampu membuat Rasulullah tertawa, bahkan sahabat-sahabat Rasul yang lain pun tidak bisa menahan ketawanya ketika berjumpan dengan Nu’aiman.
Rasulullah SAW bahkan bersabda terkait sifat Nu’aiman ini:
“Nu’aiman akan masuk surga sambil tertawa, karena ia sering membuatku tertawa”.
Alkisah, suatu malam menjelang subuh, Nu’aiman mabuk berat dan tak mungkin pulang ke rumah.
Tepat di depan masjid, ia merebahkan badannya untuk menghilangkan sedikit kemabukannya.
Tak sadar, dia tertidur dan terbangun ketika hari telah siang. Dia merasakan perutnya keroncongan.
Kebetulan saat dia menengok, tampak penjual makanan lewat di depan masjid.
Tanpa berpikir panjang, Nu’aiman pun langsung mencegat penjual makanan tersebut.
Tanpa sengaja, ekor matanya melihat ada Rasulullah di dalam masjid dan membawa dua porsi makanan ke Rasulullah. Nu’aiman mengajak beliau makan bersama.
Baca Juga: 9 Hal yang Dapat Menghapus Pahala Amal Kebaikan, Yuk Segera Hindari
Keduanya makan hingga habis. Rasulullah hendak masuk kembali ke masjid. Namun, Nu’aiman mencegatnya sembari berkata:
“Mau kemana engkau, Ya Rasul? Sepertinya tak ada beban, habis makan kok enak saja ditinggal, mau tidak membayar yaa?”.
Rasulullah menjawab pertanyaan Nu’aiman tersebut, “Kan yang memesan dan menawariku makan itu kamu?”.
“Iya, memang betul Ya Rasul… tetapi di mana-mana seorang raja atau pemimpin itu bukankah melayani, mengayomi, dan mentraktir anak buahnya? Masa aku yang harus bayar untuk seorang Nabi Allah?,” jawab Nu’aiman lagi.
Melihat kelakuan Nu’aiman, Rasullah SAW sontak saja tersenyum dan merasa geli hatinya.
Beliau pun mengeluarkan beberapa keping uang kemudian membayar makanan.
Kisah kelucuan Nu’aiman juga diceritakan Nabi SAW ketika dirinya pergi ke Syam bersama dengan Abu Bakar dan Suwaibith bin Harmalah yang dapat dibaca Di sini.***