Kaidah Sholat dan Puasa di Negara Tanpa Malam Menurut Islam, Boleh Qodho?

29 Oktober 2022, 14:02 WIB
Kaidah Sholat dan Puasa di Negara Tanpa Malam Menurut Islam, Boleh Qodho? /Screenshot

SRAGEN UPDATE - Sholat dan puasa merupakan dua amalan ibadah yang dilakukan dimanapun kita berada, namun bagaimana penentuan waktu di negara tanpa malam?

Dalam sholat lima waktu, Islam telah mengatur waktu sesuai dengan terbit dan terbenam matahari. Matahari penting sebagai penanda waktu sholat dalam Islam.

Sedangkan dalam ibadah puasa, matahari juga penting sebagai penanda waktu sahur, imsak dan buka puasa bagi para muslim dan muslimah.

Negara-negara yang tidak memiliki malam atau matahari selalu bersinar biasanya saat musim panas memiliki kendala penentuan waktu-waktu tersebut.

Baca Juga: Tak Kunjung Berkembang, Real Madrid Ingin Melepas Eden Hazard Januari Mendatang? 2 Klub Inggris Mengintai

Namun, ternyata Islam dalam kajian fiqih telah memiliki ketentuan ini agar muslim tidak bingung menentukan waktu di wilayah tanpa matahari.

Bersumber dari Hasyiyah al-Baijuri 'ala al-Fath al-Qorib. al-Baijuri, Ibrahim bin Muhammad (w.1860 M).

Sumber tersebut diterbitkan di Mesir, ad-Dar al-'Alamiyyah. Cetakan pertama. Tahun 1439 H / 2018 M.

Berikut penjelasan mengenai sholat dan puasa di daerah atau negara yang tidak memiliki malam:

Jika suatu negeri tidak memiliki waktu malam sama sekali. Dalam hal ini, ketika matahari tenggelam, seketika itu pula langsung diikuti dengan terbitnya matahari.

Baca Juga: Korbankan Pemain Seharga Rp1,5 Triliun, Erik Ten Hag Buka Suara Tentang Penampilan Cristiano Ronaldo: Dia …

Terkadang peristiwa seperti itu diistilahkan dengan nama midnight sun.

Sebagaimana yang dialami beberapa daerah yang ada di dunia, seperti Norwegia, Islandia, atau yang lainnya.

Problem fiqihnya, bagaimana untuk shalat maghrib dan isya’-nya? Dan bagaimana waktu makan sahur dan berbukanya?

KAIDAH SHOLAT

Untuk sholat, maka waktu sholat berlaku seperti biasa. Untuk subuh dimulai ketika matahari sudah tenggelam habis, dan cahaya matahari terbit sudah muncul.

Shalat dzuhur adalah ketika matahari waktu zawwal. Sedang waktu isya’ adalah ketika bayangan benda sama panjang dengan benda tersebut dan lebih sedikit.

Untuk shalat maghrib dan isya’, maka dikerjakan secara qodho (di luar waktu), yaitu setelah matahari terbit.

Baca Juga: CEDERA! Jonathan Christie Mundur dari Perebutan Tiket Semifinal French Open 2022: Melangkah Masih Bisa, Tapi …

KAIDAH PUASA

Adapun waktu puasa, maka normal, ketika matahari terbit dan tenggelam.

Hanya saja diperkirakan, ketika matahari sudah tenggelam, disitu sudah mulai masuk waktu berbuka.

Kemudian diperkirakan, berapa menit waktu yang dihabiskan untuk makan dan minum, untuk waktu buka dan sahur.

Taruhlah misal, setengah jam. Maka itulah waktunya untuk tidak berpuasa, adapun 23,5 jam lainnya, adalah waktu berpuasanya.

Jika merasa berat, maka boleh tidak berpuasa di bulan Ramadhan, dan menggantinya ketika di bulan ketika waktu cukup normal.

Itulah penjelasan mengenai sholat dan puasa di daerah atau negara yang tidak memiliki malam dalam Islam bersumber dari situs instagram Fiqh Gram yang kemudian dinarasikan kembali oleh penulis.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler