Bagun Pagi dan Tertawa Lepas Bisa Bikin Kamu Jadi Wali?, Begini Penjelasan Gus Baha

- 18 Januari 2022, 07:58 WIB
Gus Baha hormati pada agama lain itu berarti mencintai agama Islam.   / Youtube Kalam - Kajian Islam
Gus Baha hormati pada agama lain itu berarti mencintai agama Islam.   / Youtube Kalam - Kajian Islam /

SRAGEN UPDATE - Bangun pagi terlihat murung karena dunia berarti membuat Allah benci. Awali pagi dengan senang dengan nikmat Allah.

Mengawali pagi hari dengan ceria dapat menambah energi positif dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Dan juga akan menambah rasa syukur atas nikmat Allah.

Perlunya bersyukur atas nikmat Allah di waktu pagi merupakan anjuran yang diberikan oleh Nabi dan juga para ulama.

Imam ghozali dalam sebuah hadits “kelak di akhirat termasuk umatku yang pilihan ialah kaum yang tertawa lepas karena luasnya nikmat Allah.“

Dikutip SRAGEN UPDATE dari unggahan video di channel Santri Gayeng pada 19 September 2020, Gus Baha menjelaskan “pertama, Kalau tertawa keras sekali karena saking yakin dengan luasnya rahmat Allah,“

Kedua , kalau nangis dia sendirian karena takut pada azab Allah, “jadi kalau malam sungkem pada Tuhan, teringat dosa-dosanya,“ ujar Gus Baha

Baca Juga: Hati-hati Menerima Kebodohan: Sifat Yang Harus Dihindari Menurut Ali bin Abi Thalib, Ini Penjelasan Gus Baha

Tapi kalau di depan orang banyak jangan nangis, biasa saja yang ceria. Karena jika kamu menangis akan terkesan menyalahkan pada takdir Allah.

Hal itu penting untuk disampaikan karena kata Ibnu Abbas ketika melihat santri-santrinya tertawa dan berkata “tertawa lepas bisa membikin hatimu mati.“

Semua ulama menafsiri tertawa tersebut untuk perkara dunia. Tapi kalau tertawa lepas karena puas dengan aturan Allah, malah bisa jadi wali.

“Terkenal ini, Nabi pernah khutbah mimbar beliau dari kayu yang tidak seperti mimbar sekarang. Mimbar Nabi itu kecil sekali seperti yang ada di Madinah,“ lanjut Gus Baha.

Ketika beliau mensifati Allah dalam khutbah saking cintanya beliau, tubuh Nabi sampai bergoyang-goyang dari kiri ke kanan karena bercerita:

“Dunia itu milik Tuhan! Langit itu Cuma segini, Nabi mencontohkan hanya secuil ini, kekuasaan Allah jika dibandingkan dengan semua yang ada di dunia tidak ada bandingannya,“ terang Gus Baha.

Baca Juga: Kota Pompeii, Kota Maksiat yang Kaumnya Dibinasakan dan Jadi Batu

Sampai-sampai yang saf awal, diantaranya Ibnu Umar mengaku harus mundur “wah, kalau roboh bisa masalah.” Karena cintanya pada Nabi.

Sampai “kami mengira mimbarnya mau roboh bersama Nabi, kalau di terus-teruskan bisa roboh mimbar ini.“

Tuhan itu tidak suka jika diri-Nya disifati dengan dingin, menyifati uang saja semangat masak mensifati Tuhan dengan dingin.

“Enak banget mobil baru ini, keren betul HP ini, menyifati sampai berbuih tapi giliran mensifati Allah malah dingin,“ jelas Gus Baha.

Maka dari itu kebanyakan susah jadi wali karena pada dasarnya saja sudah kelihatan. Ungkapan rasa syukur pada Allah masih kurang. Misalnya mensifati dunia semangat sedangkan mensifati Allah dingin.

Seperti halnya mensifati neraka yang mengerikan. Karena itu termasuk makhluk Allah yang juga tak boleh melebih-lebihkan dalam mensifatinya.***

Editor: M Boby Hasan Arfani

Sumber: YouTube Santri Gayeng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x