SRAGEN UPDATE - Puasa Dzulhijjah merupakan salah satu puasa sunnah yang dianjurkan oleh Allah SWT kepada umat islam.
Lalu bagaimana jika berniat puasa Dzulhijjah tetapi belum memasuki waktunya, apakah akan mendapatkan pahala?
Dilansir SragenUpdate.com dari YouTube Al Bahjah TV, berikut ini adalah tanggapan dari Buya Yahya terkait niat puasa Dzulhijjah yang belum memasuki waktunya.
Baca Juga: Kumpulan 9 Ucapan Hari Raya Idul Adha, Bagikan Lewat Instagram, Status WA, dan Media Sosial Lainnya
Saat membuka sesi tanya jawab, Buya Yahya mendapatkan pertanyaan dari salah satu jemaahnya yang bisa disebut Hamba Allah.
"Ustadz saya ingin bertanya mengenai ibadah di dalam bulan Dzulhijjah, jadi saya berniat menjalankan puasa sunnah di awal bulan Dzulhijjah.
Dan merasa bersemangat karena di bulan Dzulhijjah karena melihat betapa besarnya manfaat yang ada di bulan Dzulhijjah tersebut."
Jadi, hamba Allah tersebut mengatakan sudah ada niat dalam menjalankan ibadah sunnah di bulan Dzulhijjah yaitu puasa.
Apalagi ada banyak sekali manfaat yang didapatkan dari melaksanakan puasa sunnah Dzulhijjah tersebut.
"Saya langsung mencari kapan tanggal dimulainya bulan Dzulhijjah dan saya mencari di Google dan di sana bahwa bulan Dzulhijjah jatuh pada hari Kamis, 30 Juni 2022." kata Hamba Allah.
Baca Juga: Orang Berkurban Boleh Makan Daging Kurban Sendiri, Ada yang Haram? Berikut Penjelasan dan Takarannya
Selain itu, sebelum pada Kamis, 30 Juni 2022 lalu hamba Allah itu mengatakan bahwa sudah memiliki niat berpuasa pada 1 hari sebelumnya yaitu Rabu, 29 Juni 2022 malam hari.
"Ketika sesudah berpuasa kemudian pada pukul 09.00 WIB, tidak sengaja saya sedang melihat-lihat media sosial bahwa bulan Dzulhijjah jatuh pada Jumat, 1 Juli 2022.
Padahal saya sudah berpuasa pada hari Kamis, 30 Juni 2022 dan sampai berbuka lalu bagaimana Buya apakah puasa saya sah atau seperti apa?"
Baca Juga: Waktu Terbaik, Makruh dan Batas Akhir Menyembelih Kurban Idul Adha Beserta Lokasi Afdhal
Kemudian setelah menerima semua pertanyaan itu, Buya Yahya mengatakan bahwa puasa yang dilakukan itu tetap sah.
"Puasanya sah, mungkin ada yang bertanya kenapa kok terjadi perubahan ya?
Karena bulan Arab itu ada dua cara untuk bisa mengetahuinya, yang pertama dengan rukyatul hilal dan melihat hilal," jawab Buya Yahya.
Buya Yahya pun mengatakan cara melihat hilalnya pun berbeda-beda karena pendapat para ulama pun pasti berbeda.
Jadi, Buya Yahya menuturkan cara melihat hilal dari wilayah satu dengan wilayah lainnya pasti berbeda.
Bisa saja di wilayah lain sudah melihat hilal dan di wilayah lainnya belum terlihat lalu baru terlihat hilalnya pada keesokan hari.
Hal ini mungkin saja ada perbedaan waktu antara wilayah satu dengan wilayah yang lainnya, kemudian cara lain bisa dengan hisab.
Jika ingin mencoba menghitung melalui hisab biasanya berasal hitungan dari ilmu falak, tetapi puasa yang dijalankan termasuk puasa sunnah.
Dan sudah pasti puasa yang dijalankan akan mendapatkan pahala terutama tentang niat kepada Allah SWT. ***