6 Fakta Menarik Perang Badar saat Zaman Nabi Muhammad SAW: Penyebab, Jumlah Pasukan, Anshar, hingga Dalil

- 8 Agustus 2022, 20:58 WIB
Ilustrasi. SRAGEN UPDATE - Perang Badar merupakan salah satu perang yang dilakukan pada saat zaman Nabi Muhammad SAW.  Perang ini dilakukan oleh kaum Muslimin Anshar dan Muhajirin dengan para kafir Quraisy.  Dalam Perang Badar, ada enam fakta menarik yang terjadi, mulai dari penyebab atau latar bela
Ilustrasi. SRAGEN UPDATE - Perang Badar merupakan salah satu perang yang dilakukan pada saat zaman Nabi Muhammad SAW. Perang ini dilakukan oleh kaum Muslimin Anshar dan Muhajirin dengan para kafir Quraisy. Dalam Perang Badar, ada enam fakta menarik yang terjadi, mulai dari penyebab atau latar bela /Milli Chronicle

SRAGEN UPDATE - Perang Badar merupakan salah satu perang yang dilakukan pada saat zaman Nabi Muhammad SAW.

Perang ini dilakukan oleh kaum Muslimin Anshar dan Muhajirin dengan para kafir Quraisy.

Dalam Perang Badar, ada enam fakta menarik yang terjadi, mulai dari penyebab atau latar belakang, jumlah pasukan, loyaliyas kaum Anshar, hingga dalil dalam Alquran.

Berikut enam fakta menarik tentang Perang Badar yang terjadi saat zaman Rasulullah SAW sebagaimana dilansir SragenUpdate.com dari akun Instagram @islamichistoreis:

Baca Juga: Hadits Tirmidzi, Baihaqi, dan Thabrani tentang Orang Paling Agung Menurut Rasulullah Lengkap dengan Maknanya

1. Latar Belakang atau Penyebab

Perang Badar terjadi setelah kaum muslimin hijrah ke Madinah.

Ketika mereka hijrah, harta mereka yang di Mekkah tidak turut di bawa ke Madinah.

Sehingga, kafir Quraisy yang saat itu masih di Mekkah seperti memiliki teritori atas harta yang ditinggalkan kaum muslimin. Mereka pun mengambilnya.

Maka dari itu, Rasulullah mengajak kaum muslimin untuk mengklaim kembali harta para sahabat yang telah diambil oleh kafir Quraisy ketika rombongan dagang mereka dikabarkan menuju jalur Madinah.

2. Jumlah pasukan

Jumlah pasukan dalam Perang Badar ini bisa dikatakan jomplang.

Baca Juga: 3 Atlet Bulu Tangkis Wakil Indonesia Ditarik dari Kejuaraan Dunia 2022, Dinilai Kurang Siap untuk Bertanding?

Karena berniat hanya ingin mengklaim harta masing-masing muslimin kembali, umat muslim hanya berjumlah 313 orang, 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda.

Sedangkan kafir Quraisy yang telah mendengar bahwa kafilah dagang akan dihadang oleh pasukan Rasulullah, maka mereka memiliki 1.000 orang, 600 persenjatan lengkap, 700 unta, dan 300 kuda.

Bisa dibilang jumlah pasukan antara kaum muslimin dan kafir Quraisy memiliki perbandingan 1:3.

Meski begitu, karena ini sudah dikatakan perang, maka pilihannya hanya membunuh atau dibunuh.

3. Keputusan yang Diambil Rasulullah

Sebagai pemimpin perang, Rasulullah yang telah mendengar bahwa pasukan Quraisy mengirimkan 1.000 pasukan bersenjata lengkap kemudian mengadakan rapat tingkat tinggi.

Rasulullah mempertimbangkan sebaiknya maju terus atau mundur saja ke Madinah?

Baca Juga: Ide Kado untuk Pasangan Introvert: 5 Hadiah yang Cocok Anda Berikan Kepadanya

Di tengah rapat panas yang sedang berlangsung, Miqdar bin Amr, sahabat Nabi dari kalangan Anshar memberi tanggapan:

“Wahai Rasulullah! Lanjutkan ke mana Allah mengarahkan engkau, karena kami bersamamu. Kami tidak akan mengatakan seperti yang dikatakan Bani Israil kepada Musa:

‘Pergilah kamu dan Tuhanmu dan berperanglah, dan kami akan tinggal di sini’, melainkan kami akan mengatakan:

‘Pergilah kamu dan Tuhanmu dan perperanglah dan kami akan berperang bersamamu’.

Demi Allah! Jika engkau ingin membawa kami ke Birk Al-Ghimad, kami akan tetap berperang denganmu melawan para pembelanya sampa engkau mendapatkannya”.

Mendengar tanggapan Miqdad tersebut, Rasulullah membuat keputusan: Kita akan maju!

Baca Juga: Denny Sumargo Tetap Santai Meski Lokasi Syuting Podcast-nya Diduga Dihuni Makhluk Tak Kasat Mata

4. Bukti Loyalitas Kaum Anshar yang Tidak Tertandingi

kebaikan kaum Anshar ini tidak diragukan lagi memang.

Selain mereka menampung kaum Muhajirin yang hijrah dari Mekkah, kemudian membagi segalanya kepada mereka dari makanan hingga rumah, lalu selalu patuh pada Nabi Muhammad dan ajaran Islam, bahkan mengangkat Rasulullah sebagai pemimpin mereka, Anshar juga memiliki loyalitas dalam Perang Badar ini.

Menurut perjanjiannya, kaum Anshar akan membela Rasulullah selama berada dalam wilayah madinah.

Badar merupakan wilayah di luar Madinah, jadi tidak ada kewajiban mereka menjaga Rasulullah.

Namun perkataan Miqdad pada poin 3 di atas mengubah kaum Anshar dan mereka memberikan pernyataan akan mengikuti ke mana pun Rasulullah SAW pergi, termasuk dalam Perang Badar.

Ini merupakan loyalitas kaum Anshar kepada Nabi Muhammad tidak tertandingi.

Baca Juga: OTW Bali, Para Pemeran Extraordinary Attorney Woo Sapa Wartawan di Bandara Incheon, Kang Ki Young Batal Ikut?

5. Penentuan Lokasi Camp dan Hikmah di Baliknya

Ketika sedang berdiskusi menentukan tempat untuk dijadikan camp, para sahabat melihat apakah tempat yang ditentukan oleh Rasulullah merupakan wahyu Allah atau pendapat beliau pribadi.

Ketika memang itu wahyu Allah, maka para sahabat langsung menuruti.

Ternyata ketika para sahabat tahu bahwa itu merupakan pendapat pribadi Rasulullah, maka mereka berdiskusi ulang dan menentukan tempat lebih baik.

Rasulullah pun setuju dengan hasil diskusi yang dilakukan bersama para sahabat.

Dari kejadian ini, terdapat hikmah luar biasa bahwa setinggi apa pun pangkat seseorang, dia tidak berhak untuk menjadi diktator.

6. Dalil dalam Alquran

Perang Badar ini dikisahkan juga dalam Alquran dan abadi di dalamnya.

Baca Juga: Ketahan Pangan Indonesia Terancam Akibat Perubahan Iklim, BMKG Adakan Program untuk Petani dan Nelayan

Surah yang memuat kisah ini yaitu QS. Ali imran (3), terdapat dalam ayat 123 - 126.

Empat ayat tersebut dapat dijadikan pelajaran dan pengingat untuk kaum muslimin hingga kiamat nanti.***

Editor: Inayah Nurfadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah