Kisah Lengkap Usaid bin Hudhair, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Didatangi Malaikat Jibril

- 28 Februari 2023, 21:27 WIB
Ilustrasi. Kisah Lengkap Usaid bin Hudhair, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Didatangi Malaikat Jibril
Ilustrasi. Kisah Lengkap Usaid bin Hudhair, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Didatangi Malaikat Jibril /Jagran Josh

SRAGEN UPDATE - Berikut adalah kisah Usaid bin Hudhair, salah seorang sahabat Nabi SAW yang mendapatkan karomah berupa didatangi malaikat Jibril di malam hari, ketika dirinya sedang membaca Alquran.

 

Selain mendapatkan karomah didatangi oleh malaikat yang bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi dan Rasul, Usaid juga mendapat julukan ‘Pemilik Tigkat yang Memancarkan Cahaa di Waktu Gelap Gulita’.

Dua kejadian luar biasa itu terjadi pada diri Usaid karena dia adalah orang yang cerdas, tegas, jujur, dan memiliki keimanan kuat.

Berikut kisah Usaid, salah satu sahabat Nabi SAW yang mendapatkan karomah, dikisahkan juga secara lengkap dengan sejara keislamannya dan latar belakangnya:

Baca Juga: 3 Rekomendasi Buah yang Membantu Kulit Anda Menjadi Glowing dan Cara Menggunakannya

Asal Usul Usaid bin Hudhair

 

Usaid bin Hudhair lahir di Yatsrib (Madinah) dan dibesarkan di antara bukit dan lembah negeri itu.

Ia meninggal pada bulan Sya’ban tahun 20 H, bertepatan dengan 641 M.

Semua penduduk negeri itu mengenal Usaid sebagai seorang pemuda yang pemberani, penunggang kuda yang ulung, penyanyi lagu kepahlawanan, dan mencintai budi pekerti yang luhur.

la biasa dipanggil Abu Yahya, karena memiliki anak bernama Yahya.

Nabi Muhammad SAW, memanggilnya Abu Isa.

Baca Juga: Apa Hukum Seorang Ayah Menikahkan Putranya dengan Wanita yang Tidak Sholelah dalam Islam? Ini Penjelasannya

Ia berasal dari keturunan terhormat yaitu kabilah Aus, salah satu kabilah terbesar di Madinah yang kemudian dikenal dengan sebutan Anshar.

Ayahnya bernama Hudhair bin Samak, seorang Jahili yang punya pengaruh besar pada masa Jahiliah.

la adalah salah satu pemimpin tertinggi suku Aus dan pernah memimpin sukunya pada sat terjadinya Perang Bu'as, perang terakhir antara suku Aus dan suku Khazraj.

Pada peperangan tersebut, Hudhair tewas terbunuh.

Sedangkan ibunya adalah keturunan orang mulia dan terhormat, yakni seorag putri daru An-Nu'man bin Imru'ul Qais.

Ibunya memiliki peranan penting dalam membina dan mendidik Usaid menjadi orang besar, yang mengutamakan hal-hal besar dan menjauhkan dari hal yang kecil dan remeh.

Sejarah Keislaman Usaid bin Hudhair

 

Sejak kecil, Usaid bin Hudhair adalah anak yang cerdas dan berotak cemerlang.

la diberi gelar al-kamil (orang yang sempurna), karena keluasan ilmunya dalam bidang baca-tulis bahasa Arab dan keunggulannya dalam berenang dan memanah.

Siapa saja yang memiliki pengetahuan luas dalam bidang ilmu, maka ia akan diberi gelar al-kamil.

Karena kelebihan yang dimilikinya itulah, Usaid lalu menjadi pemimpin suku Aus menggantikan ayahnya.

Baca Juga: Erick Thohir Sebut Strategi Beyond Globalization Beri Peluang Indonesia Maju

Usaid memiliki teman dekat sejak kecil hingga dewasa yang bernama Sa'ad bin Mu'az, seorang pemuda yang pemberani dan terpandang sejak zaman jahiliah.

Keduanya suka duduk-duduk di bawah pohon rindang yang ada di sekitar Bi‘ir Maraq yang berada di luar kota Madinah.

Di bawah pohon tersebut, mereka biasa membicarakan dan merencanakan berbagai hal, antara lain mengadakan perang balas dendam terhadap ka-bilah Al-Khazraj, membalas kematian Hudhair ayahnya yang terbunuh dalam perang Bu'as.

Pada suatu hari, ketika Usaid dan Sa’ad sedang duduk-duduk berdua seperti biasa, Ka'ab bin Al-Hars datang dan member tahu mereka, "Ada seorang laki-laki bernama Mush'ab bin Umair datang dari Mekah sebagai tamu As‘ad bin Zurarah. Ia menyerukan orang agar masuk agama baru, agama Islam dan dia mengaku pesuruh dari seorang Nabi yang lahir di Mekah. Aku dengar tadi malam, ia sepakat dengan As'ad bin Zurarah akan menemui kalian berdua dan menawarkan agama baru-nya itu."

 

Suatu pagi, mereka berdua masuk ke perkebunan milik Bani Abd Al-Ashal dan duduk di atas sumur (sumur Maraq) di bawah pohon kurma.

Di waktu yang bersamaan, Mush'ab dan segolongan orang yang telah memeluk Islam berkumpul di suatu tempat.

Ada juga orang-orang yang belum masuk Islam datang untuk mendengarkan.

Maka, Mush'ab pun memulai dakwahnya dan membawa kabar gembira untuk mereka.

Kabar kedatangan Mush'ab akhirnya sampai ke telinga Usaid dan Sa'ad bin Mu'adz, dua pembesar suku Aus.

Baca Juga: Catatan Pertandingan Persib VS Barito Putera, Milla: ‘Perlu Kerja Keras Lagi untuk ke Depannya’

Mereka mendapatkan informasi bahwa ada seorang dai yang sedang menjalankan misi dakwah di negeri mereka dan justru yang membantu adalah As'ad bin Zurarah, sepupunya sendiri.

Sa'ad bin Mu'az menyuruh Usaid untuk menemui Mush'ab.

Katanya kepada Usaid, "Wahai Usaid, temuilah pemuda itu. la datang untuk mengajak orang-orang lemah dan memperbodoh Tuhan-Tuhan kita. Cegah dan halang-halangi dia agar tidak lagi datang ke kampung kita."

Usaid menjawab, "Sayangnya pemuda itu adalah tamu dari anak pamanku, As'ad bin Zurarah, dan ia sedang berada di dalam penjagaannya."

Tidak banyak bicara, Usaid kemudian mengambil tombak, lalu menuju perkebunan.

Melihat kedatangan Usaid, As'ad bin Zurarah berkata, "Celaka, wahai Mush'ab. Dia adalah Usaid bin Hudhair, pemimpin kaum, orang yang paling cerdas dan paling sempurna di antara kaumnya. Jika ia memeluk Islam, maka banyak orang yang akan masuk Islam. Berkatalah yang benar tentang Allah kepadanya dan sampaikan urusanmu kepadanya dengan baik."

 

Usaid berdiri di hadapan mereka kemudian menoleh ke arah Mush'ab dan spupunya (As'ad) seraya berkata, "Apa urusan kalian datang ke negeri kami? Apa kalian ingin membujuk orang-orang lemah dari kami? Pergilah dari sini jika kalian mash ingin hidup!"

Mush'ab berbalik menoleh ke arah Usaid dengan wajah tersenyum dan berkata dengan penuh kejujuran, "Wahai pemimpin kaum, sudikah Anda melakukan yang lebih baik dari itu?"

Usaid bertanya, "Apa itu?"

Mush'ab menjawab, "Duduk dan dengarkan kami. Jika apa yang aku sampaikan nanti sesuai dengan hatimu, terimalah. Sebaliknya, jika itu tidak sesuai, kami akan pergi dan tidak akan kembali lagi."

Usaid menjawab, "Anda benar," lalu a meletakkan pedangnya ke tanah dan ikut duduk bersama yang lain.

Mush'ab menjelaskan kepada Usaid tentang Islam dan membacakan kepadanya beberapa ayat dari Al-Qur'an.

Layaknya orang yang tidak tahu apa-apa, Usaid bertanya tentang maksud ucapan Mush'ab dan maksud dibacakannya ayat Alqur'an tersebut, "Apa yang menarik dari yang telah Anda sampaikan tadi, dan apa mulianya ayat yang telah Anda baca tadi? Lalu apa yang kalian lakukan jika ingin memeluk Islam?"

Mush'ab berkata, "Mandi dan bersihkan bajumu. Bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Kemudian salatlah dua rakaat."

Baca Juga: Foto Mesra Zara dan Okin Kembali Tersebar, Ibu Zara: Kalo Pansos ke Mantan Istri Aja

Usaid melakukan apa yang diperintahkan Mush'ab kepadanya.

la berdiri menuju ke sumur dan bersuci.

la bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, lalu melaksanakan salat dua rakaat.

Mush'ab menyampaikan ucapan selamat kepada Usaid, "Usaid, Allah berkenan membimbingmu masuk ke dalam agama-Nya."

Mengajak Sa’ad bin Muaz dan Kaumnya untuk Masuk Islam Juga

 

Usai menjadi muslim setelah dibimbing Mushab, Usaid lalu datang menuju rumah teman dekatnya, Sa'ad bin Mu'az.

Ketika Sa’ad melihatnya, ia tampak lain tidak seperti Usaid yang a kenal.

Sa’ad berkata, "Demi Allah, tampaknya wajahmu tidak seperti pada waktu kau pergi tadi. Ada kabar apa, Usaid?"

Usaid tidak memberikan jawaban. Ia mohon agar Sa’ad mengikutinya untuk mendengarkan sendiri apa yang dibawa oleh pesuruh Muhammad itu (Mush'ab).

Sedsudah mendengar sendiri, Sa’ad barulah yakin bahwa apa yang didengarnya itu sesuatu yang sulit dibantah.

Baca Juga: Bolehkah Seorang Istri Menuntut Cerai Suami Pecandu Narkoba? Ini Jawabannya dalam Islam

Ia pun lalu mengucapkan kalimat syahadat.

Keduanya kembali kepada kaumnya masing-masing.

Usaid me-ngumpulkan kaumnya dan berdiri di hadapan mereka seraya berkata, "Wahai Kabilah bani Abd Al-Ashal, bagaimana pendapat kalian tentang diriku?"

Mereka menjawab, "Engkau adalah tokoh tertinggi kami dan pemimpin kami."

Beliau menyatakan dengan tegas, "Sejak saat ini, kalian, baik laki-laki maupun perempuan, haram berbicara denganku hingga kalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya." Pada sore hari itu juga, hampir di tap rumah Bani Abd Al-Asyhal terdapat seorang muslim.

Hadits Rasulullah tentang Usaid bin Hudhair

 

Setelah masuk Islam, Usaid sering menginap di rumah As ad bin Zurarah untuk mempelajari Al-Qur'an, memperdalam pengetahuan tentang hukum halal-haram dan lain-lain kepada Mush'ab, sampai terjadinya peristiwa Baiat Al-Aqabah Al-Kubra.

Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, Usaid bersama kaum muslim lainnya ikut membangun Masjid Nabawi.

Masjid tersebut dibangun dengan sangat sederhana dan merupakan masjid kedua di Madinah setelah Masjid Quba.

Merasa belum cukup belajar Islam kepada Mush'ab, Usaid meneruskan belajarnya langsung dari sumber pertamanya, yaitu Rasulullah SAW.

Karena keteguhan hati dan keinginannya yang kuat untuk memperdalam ilmu agama, Usaid tidak pernah absen menghadiri majelis Rasulullah SAW, bahkan ia sering datang ke rumah Rasulullah.

Baca Juga: 6 Nutrisi Penting untuk Membuat Rambut Anda Sehat, dan Sumber Nutrisinya

Di samping memperdalam ilmu agamanya, Usaid juga melakukan kewajiban-kewajibannya, baik terhadap Allah, maupun keluarganya.

la merasa terpanggil untuk mendakwahkan ajaran agama itu.

Apabila malam sudah tiba, rumahnya digunakan untuk mengajarkan dasar-dasar ajaran agama yang pernah diajarkan ole Rasulullah.

Semakin hari, Usaid merasakan Ketenangan iman dalam jiwanya.

Allah menjadikan hati said bersih, jiwanya suci berpendar kebaikan dan keimanan serta ketakwaan yang sempurna, sampai-sampai Rasulullah SAW mengatakan, "Sebaik-hail orang adalah Usaid bin Hudhair.”

Karamah Usaid Dipayungi oleh Malaikat Jibril

 

Suatu malam, usai salat Isya, Usaid hendak pulang menuju rumahnya, tapi tiba-tiba tongkat yang dibawanya memancarkan cahaya, sehingga menerangi jalan yang la lalui.

Pada malam lainnya, Usaid pulang dari masjid bersama-sama dengan Abbad bin Bisyr.

Ketika mereka sudah berpisah untuk menuju rumah masing-masing, Abbad bin Bisyr juga dikagetkan oleh sebuah cahaya yang memancar dari tongkatnya.

Karena keutamaan itulah, mereka berdua dikenal di kalangan para sahabat dengan julukan shahiba ash-ashawaini al-mudhi ataini fi al-layali al-muzlimah.

Pada suatu malam setelah salat tahajud, Usaid bin Hudhair membaca Al-Qur' an, surah Al-Baqarah di dekat kandang kudanya, dalam kondisi kuda sudah terikat. Tiba-tiba kudanya melompat-lompat.

Usaid menghentikan bacaannya sejenak, lalu membaca lagi. Kuda miliknya itu pun melompat-lompat lagi. la berhenti lagi, lalu meneruskan bacaannya.

Ketika ia menghentikan bacaannya, kuda itu diam.

Baca Juga: Bolehkah Menikah dengan Saudara Angkat? Apakah Termasuk Mahram? Ini Penjelasannya dalam Islam

Untuk ketiga kalinya kuda itu pun melompat-lompat lagi. Usaid khawatir kudanya akan menginjak Yahya, putranya. Maka, ia berdiri dan mendekati kudanya.

Tiba-tiba, Usaid merasa di atas kepalanya ada naungan seperti pelana yang melindunginya, kemudian naik ke langit sehingga tidak terlihat olehnya lagi.

Keesokan harinya, Usaid datang menemui Nabi Muhammad SAW untuk memberi tahu beliau tentang kejadian yang dialaminya semalam.

"Rasulullah, tadi malam saya membaca Al-Qur'an di dekat kandang kudaku dalam kondisi kuda terikat. Tiba-tiba kudaku melompat-lompat."

Lalu beliau bersabda, "Bacalah wahai Ibnu Hudhair!" Usaid pun membaca seperti yang diperintahkan Nabi. Tiba-tiba kudanya melompat-lompat.

Nabi berkata lagi, "Bacalah wahai Ibnu Hudhair!”, dan dilakukannya seperti yang diperintahkan Nabi. Kudanya melompat-lompat lagi.

Nabi berkata lagi, "Bacalah wahai Ibnu Hudhair!" dan Usaid berkata, "Setelah itu, aku pergi menemui Yahya yang berada di dekat kuda. Aku khawatir kudaku akan menginjak Yahya. Tiba-tiba, aku melihat seperti ada naungan mirip pelana (satu riwayat mengatakan seperti lampu) yang melindungiku kemudian naik ke udara sehingga tidak tampak lagi olehku."

 

Rasulullah SAW bersabda, "Itu malaikat yang sedang mendengarkan bacaanmu. Seandainya engkau terus-menerus membacanya, maka pagi harinya orang-orang akan dapat melihat malaikat itu yang belum pernah menampakkan wujudnya." (An-Nabhani, Karamat Al Aulia halaman 21 - 22).

Demikian kisah lengkap Usaid bin Hudhair, salah satu sahabat Nabi SAW yang mendapatkan karomah berupa dipayungi oleh Malaikat Jibril. Semoga bermanfaat.***

Editor: Inayah Nurfadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x