"Sekali-kali tidak demikian, sebenarnya apa yang mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthafifin:14).
Semakin lama seseorang melakukan maksiat, hatinya akan semakin kotor dan ternoda, sehingga hati menjadi gela, pintu-pintu cahaya akan tertutup, dan hati pun menjadi mati, serta tidak ada lagi jalan untuk bertobat. Allah berfirman:
Semakin lama seseorang melakukan maksiat, hatinya akan semakin kotor dan ternoda, sehingga hati menjadi gela, pintu-pintu cahaya akan tertutup, dan hati pun menjadi mati, serta tidak ada lagi jalan untuk bertobat. Allah berfirman dalam Alquran yang artinya:
“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang, dan hati mereka telah tertutup, sehingga mereka tidak memahami (kebahagiaan beriman dan berjihad).” (QS. At-Taubah: 87).
- Tongkat Patah Kembali Utuh
Jahjah Al-Ghifarj, orang yang membenci Utsman, berkata: “Berdirilah, Hai Orang Tua yang Pandi! Dan turunlah dari mimbar!”
Ketika itu memang Utsman sedang berkhutbah di atas mimbar dengan menggunakan tongkat yang biasa digunakan oleh Rasulullah, Abu Bakar, dan Umar.
Jahjah lalu merebut tongkat tersebut dan memukulkannya ke lutur Utsman hingga tongkat tersebut patah. Sampi-sampi patahan dari tongkat tersebut menusuk lutut Utsman dan ia pun terluka. Utsman kemudian turun dari mimbar, lalu orang-orang membawanya.
Utsman lantas menyuruh orang untuk mengikat tongkat tersebut hingga tersambung kembali. Setelah kejadian itu, Jahjah semali atau dua kali keluar, lalu terkepung dan terbunuh. Bahkan Jahjah dikabarkan menderita penyakit aneh yang menggerogoti tangannya dan berulat.
Kematian Utsman
Beberapa tahun kemudian, Utsman meninggal dunia karena dibunuh oleh para pemberontak. Mushafnya sobek karena sangat sering dibaca. Hatinya selalu terpaut dengan Al-Qur'an. Kitab suci itu selalu menemani dan menyertainya. Utsman berkata, "Tidak ada yang aku sukai setiap kali datang hari baru kecuali menatap kitabullah."