Pertengahan bulan November 2022, The Fed sendiri telah memperlambat kenaikan suku bunga menjadi 50 basis poin (bps) dari 75 bps.
Ketua The Fed, Jerome Powell sejak itu menekankan bahwa pengetatan kebijakan akan diperpanjang dengan suku bunga terminal yang lebih tinggi.
Ini memicu kekhawatiran akan perlambatan Amerika Serikat.
Data AS sebelumnya menimbulkan kekhawatiran bahwa The Fed akan terus mempertahankan sentimen hawkish mereka untuk menjinakkan inflasi.
Data klaim pengangguran mingguan di Amerika Serikat membuktikan bahwa pasar tenaga kerja yang masih ketat.
Sementara itu, ekonomi AS pulih lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal ketiga.
Investor merasa resah karena target suku bunga dana Fed bisa naik lebih tinggi dan bertahan lebih lama dari perkiraan.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS menjadi naik karena pedagang kini merasa bingung atas prospek kebijakan di Federal Reserve tersebut.***