Polemik Taliban di Film Nussa Tidak Mereda, Fadli Zon dan Anisa Pohan Sayangkan Sikap Islamofobia

- 23 Juni 2021, 06:40 WIB
Anisa Pohan dan Fadli Zon sayangkan isu taliban dari film Nussa Rara, kekhawatiran tersebut menunjukkan sikap islamofobia.
Anisa Pohan dan Fadli Zon sayangkan isu taliban dari film Nussa Rara, kekhawatiran tersebut menunjukkan sikap islamofobia. /Instagram.com/@nussaofficial

SRAGEN UPDATE - Film animasi Nussa Rara yang membawa harum nama Indonesia terkait penayangan di Bucheon International Fantastic Film Festival 2021 tidak selalu direspon positif oleh masyarakat.

Kondisi ini membuat sejumlah nama terkenal di dunia politik tersentil dan ikut berkomentar.

Salah satunya adalah istri Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Annisa Pohan. Sebagai seorang ibu, Annisa Pohan jua mengikuti serial Nussa Rara.

Tim Sragen Update mengutip dari akun Twitter @AnnisaPohan pada Selasa, 22 Juni 2021 yang menyatakan, "Kenapa ya buzzer-buzzer itu Islamofobia padahal dirinya juga Islam, film animasi berprestasi untuk anak-anak bernuansa Islam dengan nilai-2 positif aja jadi masalah untuk mereka."

Annisa Pohan merasa bahwa akun buzzer tersebut memiliki hidup yang penuh kecurigaan tak beralasan dan pemikirannya sangat negatif. Ia mengharapkan agar Indonesia dijauhkan dari pola pikir seperti buzzer tersebut.

Baca Juga: Mantan Jubir KPK, Febri Diansyah Ikut Komentari Polemik Film Nussa Rara, Ini Taktik Murahan

Tidak hanya Annisa Pohan, politisi Gerindra, Fadli Zon turut serta memberi komentar terkait banyaknya islamofobia meskipun beragama islam.

Dilansir Sragen Update dari akun Twitter @fadlizon pada Selasa, 22 Juni 2021 yang menuliskan, "Islamofobia itu sejenis penyakit hati dan otak, orang-orang yang terjangkit harus diobati."

Islamphobia sendiri berarti sebuah perasaan ketakutan terhadap Islam sebagai agama doktrin dan peradaban.

Polemik ini dimulai beberapa hari yang lalu saat seorang warganet Twitter beranggapan bahwa film ini mengandung isu taliban karena pakaian yang digunakan si tokoh utama, Nussa.

Masyarakat menyebut warganet tersebut sebagai buzzer karena tidak adanya bukti kuat yang rasional terkait isu taliban yang ia angkat.

Dampaknya, komentar si buzzer yang terkesan menggiring opini ini berujung pada debat kusir, karena ia terlalu memaksakan masyarakat untuk percaya argumennya.

Bahkan ketika Angga Sasongko berkomentar, si buzzer masih saja tidak mau mengalah.***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x