SRAGEN UPDATE – Puisi cinta bisa menjadi salah satu media ungkapan perasaan untuk orang tersayang atau sekadar sebagai penenang diri. Tapi jika tak bisa membuatnya, Jalaluddin Rumi mungkin bisa membantumu dengan karyanya.
Siapa yang belum tahu Jalaluddin Rumi sang ahli puisi cinta? Ia adalah tokoh sufi sekaligus pujangga dari Persia yang sangat berpengaruh pada jamannya.
Jalaluddin Rumi sebagai tokoh sufi karena dianggap memiliki hati yang suci dan bersih. Selain berpuisi, ia juga dikenal sebagai ulama besar yang terkenal dalam sejarah Islam di dunia.
Baca Juga: Spoiler Ghost Doctor Episode 12: Akhirnya, Penyebab Cha Young Min Tak Sadarkan Diri Ditemukan!
Bernama lengkap Maulana Jalaluddin Rumi Muhammad Bin Hasin Al Khatabi Albakri, ia lahir pada 30 September 1207 Masehi di Balkh; kota kecil di Khurasan—Afghanistan. Lalu, Jalaluddin Rumi meninggal pada 17 Desember 1273 Masehi di Konya—Turki.
Puisi cinta adalah karya peninggalan Jalaluddin Rumi yang cukup membekas di hati orang-orang yang mengenalnya. Bagi yang belum tahu berikut ini 4 puisi Jalaluddin Rumi.
1. Nyanyian Seruling Bambu
Dengarkan nyanyi sangsai seruling bambu mendesah selalu
Sejak direnggut dari rumpun rimbunnya dulu
Alunan lagu pedih dan cinta membara
Rahasia nyanyianku, meski dekat, tak seorang pun bisa mendengar dan melihat
Oh, andai ada teman tahu isyarat
Mendekap dengan segenap jiwanya dengan jiwaku
Ini nyala cinta yang membakarku, ini anggur cinta yang mengilhamiku
Sudilah pahami betapa para pecinta terluka
Dengar, dengarkanlah rintihan seruling!
Baca Juga: Sinopsis Ghost Doctor Episode 11: Api Cemburu yang Dialami Cha Young Min karena Go Seung Tak
2. Saatnya untuk Pulang
Malam larut, malam memulai hujan
Inilah saatnya untuk kembali pulang
Kita sudah cukup jauh mengembara
Menjelajah rumah-rumah kosong
Aku tahu: teramat menggoda untuk ditinggalkan saja
Aku tahu: bahkan lebih pantas untuk menuntaskan malam di sini bersama mereka
Tapi aku hanya ingin kembali pulang
Sudah kita lihat cukup destinasi indah
Dengan isyarat dalam ucap mereka
Inilah rumah Tuhan
Melihat butir padi seperti perangai semut tanpa ingin memanennya
Biar tinggalkan saja sapi menggembala sendiri
Dan kita pergi ke sana; ke tempat semua orang sungguh menuju
Ke sana, ke tempat kita leluasa melangkah telanjang
3. Aku Mencintaimu dalam Diam
Aku memilih mencintaimu dalam diam
Karena dalam diam tak ada penolakan
Aku memilih mencintaimu dalam kesepian
Karena dalam kesepian tidak ada orang lain yang memilikimu, kecuali aku
Aku memilih memujamu dari kejauhan
Karena kejauhan melindungiku dari rasa sakit
Aku memilih menciummu dalam angin
Bukankah bibirku juga akan merasakan kelembutan dari angin?
Aku memilih memilikimu dalam mimpi
Karena dalam mimpiku kau takkan pernah berakhir
Aku ingin melihatmu, tahu suaramu, mengenalimu ketika kau pertama kali datang mendekat
Merasakan aromamu, ketika aku memasuki ruangan yang baru saja kau tinggalkan
Mengetahui langkah tumitmu dan ayunan kakimu
Menjadi hafal akan caramu mengerutkan bibirmu dan membiarkannya terbuka, sedikit terbuka
Ketika aku mendekat dan mengecupmu
Aku ingin merasakan kebahagiaan ketika kau berbisik… “lagi”
4. Pernyataan Cinta
Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata, kusimpan kasihmu dalam dada
Bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu, segera saja bagai duri bakarlah aku
Meskipun aku diam tenang bagai ikan, tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautam
Kau yang telah menutup rapat bibirku, tariklah misaiku ke dekat-Mu
Apakah maksud-Mu? Mana ku tahu?
Aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu
Kukunyah lagi memamah kepedihan mengenang-Mu
Bagai unta memamah biak makanannya, dan bagai unta yang geram mulutku berbusa
Meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara, dihadirat kasih aku jelas nyata
Aku bagai benih di bawah tanah, aku menanti tanda musim semi
Hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi
Itulah 4 puisi cinta Jalaluddin Rumi, ulama sekaligus pujangga terkenal pada jamannya. Mana yang menurutmu paling bikin meleleh?***