Pakar Epidemiologi China Sebut Masa Karantina Varian Delta Tidak Perlu Waktu Lama

30 Juni 2021, 07:40 WIB

SRAGEN UPDATE – Berbeda dengan varian lainnya, masa inkubasi dari Covid-19 varian Delta tidak sepanjang varian-varian yang sebelumnya.

Oleh karena itu, bentuk pencegahannya pun tidak memerlukan karantina dalam waktu yang lama. Meski demikian, realita itu akhirnya menyebabkan orang-orang harus lebih sering melakukan tes.

Hal tersebut sebagaimana diungkap oleh Prof Zhong Nanshan yang merupakan seorang pakar epidemiologi terkemuka di China.

Ia menyatakan bahwa terdapat perbedaan definisi “kontak dekat” antara Covid-19 varian Delta dengan varian sebelumnya.

Baca Juga: Penyebaran Lebih Cepat hingga Reinfeksi, Pahami Bahaya Varian Baru Covid-19, Varian Delta!

Pada varian sebelumnya, “kontak dekat” merujuk pada orang-orang yang bertemu dalam jarak 1 meter. Sementara itu, pada varian Delta istilah tersebut justru memiliki makna yang sangat berbeda.

"Kontak dekat dalam definisi baru (varian Delta) adalah merujuk pada orang yang tinggal di satu ruang/perusahaan/gedung, juga bersama orang yang terinfeksi empat hari sebelum mengalami gejala penyakit," kata Prof Zhong.

Terkait hal itu, ia kemudian menerima pertanyaan mengenai masa karantina bagi para pengguna penerbangan internasional yang memasuki wilayah daratan China.

Prof Zhong pun memberikan jawaban bahwa masa karantina tersebut tidak perlu lagi berlangsung lama sebagaimana varian sebelumnya.

Baca Juga: Varian Delta Menyebar, Kepala Menteri India Amarinder Singh Memperpanjang Pembatasan Covid Sampai 10 Juli 2021

"Secara umum masa inkubasinya tidak lebih panjang, maka masa karantina juga tidak perlu lama. Justru yang efektif adalah meningkatkan frekuensi tesnya," sambungnya.

Jawaban dari Direktur Pusat Penelitian Klinik Medis Penyakit Pernapasan Menular asal China itu pun juga tidak hanya sekadar pendapat biasa saja.

Namun, argumentasi itu didasarkan pada hasil temuan penelitian yang pernah dilakukan di Provinsi Guangdong, wilayah selatan China.

Sebelumnya, daerah itu telah menerima kedatangan 90 persen pengguna penerbangan internasional dan ketika dilakukan penelitian akhirnya ditemukan sejumlah kasus Covid-19 varian Delta.***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi

Sumber: ANTARA NEWS

Tags

Terkini

Terpopuler