Cara Pengobatan Penyakit Amoeba Pemakan Otak dan Hindari 4 Hal Berikut Ini Agar Tidak Terinfeksi

29 Desember 2022, 14:36 WIB
Ilustrasi. Cara Pengobatan Penyakit Amoeba Pemakan Otak dan Hindari 4 Hal Berikut Ini agar Tidak Terinfeksi /Pixabay/Gerd Altmann

SRAGEN UPDATE – Penyakit Amoeba Pemakan Otak yang sedang banyak diperbincangkan karena menyebabkan seorang pria warga Korea Selatan (Korsel) meninggal dunia.

Diketahui bahwa seorang pria berusia 50 tahun tersebut meninggal setelah 10 hari usai kembali dari negara Thailand.

Sebelum itu ia sempat dibawa kerumah sakit dan mengeluhkan bahwa ia sakit kepala hebat, leher kaku dan berbicara cadel. Kemudian dinyatakan meninggal pada 21 Desember 2022 lalu.

Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) pria tersebut mengidap penyakit langka Naegleria Fowleri atau yang biasa disebut Amoeba Pemakan Otak.

Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Dunia Hiburan, Pak Ogah ‘Si Unyil’  Telah Meninggal Dunia

Biasanya amoeba ini masuk melalui hidung yang kemudian merambat ke otak dan dapat berakibat fatal karena bisa menyebabkan kematian.

Berikut ada beberapa hal yang harus dihindari agar tidak terinfeksi penyakit tersebut:

1. Hindari berenang atau menyelam ke dalam perairan hangat atau danau serta sungai.

2. Hindari menyentuh tanah dibawah air atau di dasar perairan yang dangkal.

3. Menutup atau menjepit hidung saat akan memasukkan kepala ke dalam air tawar hangat.

4. Tidak asal melompat ke dalam air tawar atau perairan hangat.

Baca Juga: Waspadai Gejala dan Penyebab Amoeba Pemakan Otak yang Bikin Geger Warga Korea Selatan

Selain itu begini cara pengobatan penyakit Amoeba Pemakan Otak:

Bagi orang yang terkena infeksi ini tidak banyak yang mampu bertahan, karena masih tergolong infeksi yang langka, maka dari itu pentingnya untuk menyadari sedini mungkin gejala yang terjadi agar dapat dilakukan pengobatan yang tepat.

Dan untuk saat ini dokter akan memberikan beberapa obat kepada penderita infeksi Amoeba Pemakan Otak, seperti amphotericin B, azithromycin, fluconazole, rifampisin, miltefosine, dan dexamethasone.

Tapi sampai saat ini para ilmuan belum menemukan obat yang paling efektif dan masih melakukan penelitian lebih lanjut.

Baca Juga: Bolehkah Merayakan Tahun Baru dengan Hal Positif? Berikut Penjelasan Ustadz Khalid Basalamah***

 

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler