SRAGEN UPDATE – Google Doodle hari ini, 26 Februari 2023 menampilkan sosok Didi Kempot yang identik dengan musik campursari untuk mengenang beliau dan karya-karyanya.
Pemilik nama asli Didik Prasetyo yang dijuluki Godfather of Broken Heart ini telah menciptakan sekitar 700 lagu campursari selama karir bermusiknya.
Mari kita tilik asal usul campursari dan kilas balik karir Didi Kempot yang dibesarkan oleh musik tersebut:
Asal usul campursari
Campursari merupakan sempalan dari musik Jawa Tradisional dan crossover dari berbagai genre musik yang dikombinasikan dengan langgam tradisional Jawa.
Campursari sudah ada sejak 1969-an dan sering dinyanyikan oleh musisi dari Radio Republik Indonesia (RRI) kala itu.
Di zaman itu, campursari menonjolkan instrumen Gamelan Jawa sebagai instrumen utama, dan dicampur juga dengan instrumen musik barat seperti violin dan flute.
Karena penggunaan bahasa Jawanya, campursari memiliki hubungan dekat dengan genre musik Keroncong.
Pasca kegagalan kudeta PKI di tahun 1965, Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) berperan besar dalam mempopulerkan tren genre campursari.
Seiring perkembangan zaman, Didi Kempot kemudian disebut sebagai maestro musik campursari yang mereformasi genre tersebut ke tingkat lanjut.
Bersama maestro lain, Manthous, Didi Kempot mengikutsertakan instrumen modern seperti gitar listrik ke musik campursari.
Kilas balik karir musik campursari Didi Kempot
Di tahun 1984, Didi Kempot mengawali karirnya sebagai musisi jalanan yang bermain ukulele dan kendang.
Ia mulai merantau ke Jakarta pada 1987 dan dari pergaulan teman-temannya, ia mulai mendapat julukan ‘kempot’.
Di tahun 1989, Didi Kempot mulai menarik perhatian label Musica Studios, lalu meluncurkan album pertamanya dengan lagu andalan berjudul Cidro bertema patah hati.
Lagu bergenre campursari itu membesarkan nama Didi Kempot hingga ke berbagai belahan dunia lain.
Ia tampil di Suriname pada tahun 1993 dan menginjakkan kaki ke Rotterdam, Belanda pasca mempopulerkan lagu berjudul Layang Kangen.
Lagu Stasiun Balapan yang ia tulis di tahun 1998 berhasil menjadi lagu hit sepanjang masa Didi Kempot, serta mematenkan genre campursari sebagai salah satu genre musik nasional populer.
Itulah asal usul musik campursari dan kilas balik karir Didi Kempot yang hari ini dijadikan Google Doodle untuk mengenang mendiang.
Maestro yang meninggal pada 5 Mei 2020 ini meninggalkan banyak karya yang akan selalu dihargai penikmat musik Indonesia.***