Pertama, adanya rumor korupsi yang meluas di kementerian pertahanan dan dalam negeri Afghanistan di mana dana, amunisi, dan pengiriman makanan dicuri sebelum mencapai markas pasukan keamanan.
Terdapat juga informasi mengenai komandan yang menggelapkan uang dengan mengajukan permintaan dana untuk gaji tentara yang sebenarnya tidak mendaftar untuk militer.
Kedua, kasus penggelapan dan korupsi yang merusak moral di jajaran tentara, terdapat kabar bahwa banyaknya tentara yang tidak dibayar, berbanding terbalik dengan gaya hidup mewah komandan.
Baca Juga: 4 Tips Diet Terbaik Untuk Semua Usia, Baik Pria Maupun Wanita
Kemungkinan karena hal tersebut terdapat pemikiran lebih baik memilih hidup dengan menyerah kepada Taliban daripada berperang dan mati .
Ketiga, tidak adanya kesamaan ideologis di dalam tentara atau rasa tanggung jawab dan rasa memiliki sebagai bagian dari perjuangan nasional.
Faktanya, ada ketidakpercayaan yang signifikan terhadap kepemimpinan politik yang diperankan oleh Negara.
Hal tersebut menimbulkan keraguan dan kecurigaan yang melemahkan tekad tentara Afghanistan untuk melawan serangan Taliban.
Baca Juga: Kembali Berkuasa, Taliban: Kami Ingin Dunia Mempercayai Kami
Di luar itu, pasukan militan tersebut memiliki ideologi yang sama dan para pejuangnya didorong oleh keinginan untuk mendirikan pemerintahan sendiri dan mengusir pasukan asing yang dilihat sebagai penjajah.