"Anda tidak tahu berapa banyak dari mereka yang merupakan teroris Hamas, petempur, dan berapa banyak yang warga sipil. Hamas menginginkan orang percaya bahwa mereka semua itu adalah warga sipil, anak-anak," kata Regev meyakinkan.
Tak ingin kalah, Regev kemudian balik melontarkan pertanyaan kepada sang pewawancara, "Anda memangnya pernah liat foto satu saja teroris Hamas mati dalam pertempuran di Gaza?"
Hasan yang merasa tidak terima pun juga Kembali berbalik bertanya, "Tapi saya lihat dengan mata sendiri banyak anak yang dikeluarkan dari reruntuhan... Mereka juga adalah orang-orang yang terbunuh oleh pemerintah Anda (Israel)... Anda mau menyangkal itu?".
Namun, Mark Regev mengaku bahwa pihaknya tidak tahu mengapa anak-anak yang ada di Palestina bisa tewas.
"Tidak. Pertama-tama, kita tidak tahu bagaimana orang-orang itu, anak-anak itu meninggal," jawab Regev.
Namun hingga akhirnya Regev telah mengakui bahwa pemerintah Israel memang membuat kesalahan soal jumlah korban pascaserangan 7 Oktober.
"Jumlah yang kami catat sebelumnya adalah 1.400 korban. Sekarang sudah kami koreksi menjadi 1.200 karena kami mengerti bahwa kami sebelumnya terlalu tinggi menaksir jumlah itu. Kami salah”, kata Regev.
Baca Juga: Berlibur di Korea Selatan pada Musim Dingin, Berikut 4 Makanan yang Cocok Dicoba untuk Musim Dingin
Ada beberapa jenazah yang dalam keadaan terbakar parah dimana pihak Regev mengira bahwa mereka adalah warganya.