Suspek Cacar Monyet di Jawa Tengah Tunjukan Hasil Negatif dari Pemeriksaan Lesi Kulit

- 6 Agustus 2022, 16:06 WIB
Suspek Cacar Monyet di Jawa Tengah Tunjukan Hasil Negatif dari Pemeriksaan Lesi Kulit
Suspek Cacar Monyet di Jawa Tengah Tunjukan Hasil Negatif dari Pemeriksaan Lesi Kulit /Pixabay / Alexandra_Koch

SRAGEN UPDATE - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, mengonfirmasi bahwa pemeriksaan cairan lesi kulit dari suspek cacar monyet di Jawa Tengah menampilkan hasil negatif.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pemeriksaan tersebut dilakukan karena adanya dugaan wabah cacar monyet telah masuk ke Indonesia, tepatnya di Jawa Tengah.

Sehubungan dengan hal tersebut, Maxi Rein Rondonuwu menyatakan bahwa hasil dari sampel lesi kulit suspek cacar monyet di Jawa Tengah menunjukkan hasil negatif.

“Pagi ini hasil dari sampel lesi kulit negatif (cacar monyet),” ujar Maxi Rein Rondonuwu yang dikutip oleh SragenUpdate.com dari Antara News pada 6 Agustus 2022.

Baca Juga: Suspek Cacar Monyet Muncul di Jawa Tengah, Simak Gejala dan Pencegahannya

Kementerian Kesehatan pada hari Kamis, 4 Agustus 2022 telah menyatakan bahwa pemeriksaan laboratorium terhadap sampel usap orofaring suspek cacar monyet di Jawa Tengah memperlihatkan hasil negatif.

Selanjutnya, pengujian sampel cairan lesi kulit dilakukan untuk memastikan hasil pemeriksaan terhadap suspek cacar monyet yang diidentifikasi pada 19 Juli 2022 di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Hasil dari pengujian sampel cairan lesi kulit pun menunjukkan hasil yang negatif.

Dengan begitu, hingga saat ini belum terdapat kasus penularan penyakit cacar monyet yang dikonfirmasi di Indonesia.

Baca Juga: Wabah Cacar Monyet Dikabarkan Muncul di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo: Masyarakat Nggak Perlu Panik

Ketua Satuan Tugas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Hanny Nilasari mengungkapkan bahwa pemeriksaan spesimen esi kulit adalah salah satu faktor penentu untuk mendeteksi kasus cacar monyet.

“Lesi kulit itu yang paling tinggi sensitivitasnya jika dibandingkan dengan pemeriksaan orofaring,” ujarnya dalam konferensi pers yang dilakukan secara virtual di Jakarta pada Jumat lalu.

Saat ini Organisasi Kesehatan Dunia sudah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia akibat dari penularan wabah cacar monyet.

Berdasarkan informasi yang disiarkan melalui laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia, penyakit cacar monyet dapat menular dari binatang ke manusia melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi kulit.

Baca Juga: Suspek Cacar Monyet Muncul di Jawa Tengah, Ganjar: Masyarakat Nggak Perlu Panik

Sementara itu, untuk penularan cacar monyet dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dengan sekresi saluran respirasi, lesi kulit dari orang yang terinfeksi, serta benda-benda yang terkontaminasi virus.

Tanda penularan penyakit ini adalah gejala demam, nyeri otot, kelelahan, sakit kepala, serta ruam dan lentingan berisi nanah pada bagian tubuh manusia.***

Editor: Medina Sylvia Riyanto

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x