Google Merayakan Tempe Mendoan: Simak Asal-usul, Sejarah, dan Fakta Menariknya

29 Oktober 2022, 10:07 WIB
Google Merayakan Tempe Mendoan: Simak Asal-usul, Sejarah, dan Fakta Menariknya /google.com

SRAGEN UPDATE - Google hari ini membuat doodles bertema tempe mendoan dengan judul Celebrating Tempeh.

Terlihat tampilan mesin pencari Google pada Sabtu, 29 Oktober 2022 itu terdapat ibu-ibu rumah tangga sedang memegang tempe mendoan.

Lalu bagaimana asal-usul dan apa saja fakta menarik tentang tempe dan mendoan itu sendiri?

Baca Juga: Tak Kunjung Berkembang, Real Madrid Ingin Melepas Eden Hazard Januari Mendatang? 2 Klub Inggris Mengintai

Berikut ini SragenUpdate.com tentang makanan yang menjadi khas Indonesia itu.

Tempe sendiri merupakan makanan yang diolah dengan cara fermentasi dari kedelai. 

Kedelai itu diberi jamur genus rhizopus, didiamkan hingga memutih menjadi tempe.

Tempe biasanya berbentuk bongkahan persegi panjang. Ada juga yang langsung berukuran persegi kecil dengan dibungkus daun pisang.

Sejarah Tempe

Dilansir dari situs Warisan Budaya Kemdikbud, tempe sudah ada sejak abad ke-16. 

Tempe dikenal di kalangan Jawa, terutama menjadi budaya makanan di Yogyakarta dan Surakarta.

Baca Juga: Korbankan Pemain Seharga Rp1,5 Triliun, Erik Ten Hag Buka Suara Tentang Penampilan Cristiano Ronaldo: Dia …

Ini dibuktikan melalui manuskrip Serat Centhini. Di dalam serat itu sudah disebut kata "tempe" untuk merujuk pada makanan dari kedelai.

Misalnya menyebut nama hidangan jae santen tempe, yaitu masakan dari tempe yang diberi santan.

Di Serat Centhini itu juga menyebut masakan tempe lain, yaitu kedhele tempe srundeng.

Selain itu, pada awalnya tempe sebenarnya diproduksi dari kedelai hitam. Kedelai hitam itu berasal dari pedesaan tradisional Jawa .

Bahkan kedelai hitam sudah dikembangkan di wilayah kerajaan Mataram, Jawa Tengah sebelum abad 16.

Ini membuktikan bahwa tempe sudah sejak lama ada, bahkan sebelum Indonesia dibentuk sebagai negara-bangsa.

Baca Juga: CEDERA! Jonathan Christie Mundur dari Perebutan Tiket Semifinal French Open 2022: Melangkah Masih Bisa, Tapi …

Tempe Mendoan

Tempe memiliki banyak varian salah satunya adalah tempe mendoan.

Tempe mendoan disebut-sebut berasal dari Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.

Dilansir dari Porta Purwokerto, mendoan identik dengan masyarakat Karesidenan Banyumas, di mana hampir di setiap sudut kota menyediakan makanan ini.

Berbeda dari tempe biasa, mendoan digoreng setengah matang dengan dibalut tepung.

Irisannya pun dibuat tipis, digoreng dengan api sedang akan menghasilkan rasa yang khas.

Bahkan sedari aroma di penggorengan, mendoan sudah bisa menggugah selera makan.

Ketika diangkat dari penggorengan, bentuk dan warnanya sudah sangat menggugah selera. Mendoan berwarna kecoklatan dan mengkilap karena minyak.

Baca Juga: Jadwal Babak Semifinal French Open 2022: Rehan-Lisa Hadapi Wakil Belanda

Karena penyajiannya yang sederhana, bahan mudah didapat, murah, dan tinggi protein, modoan sangat digemari dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia.

Tidak peduli kaya atau miskin, pejabat atau orang biasa, hampir pasti sudah pernah bahkan sering makan tempe mendoan ini.

Cara Penyajian

Seperti namanya, mendoan disajikan setengah matang.

Kata mendoan berasal dari bahasa Banyumas, yang artinya setengah matang atau lembek.

Karena itu, menggoreng tempe mendoan tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup lima sampai enam menit sudah siap saji.

Di beberapa daerah di Jawa Tengah, termasuk Sragen, mendoan biasanya dimakan dengan lalapan cabe ijo.

Ada juga yang menyajikannya dengan sambal kecap. Cara makannya pun cukup sederhana, tinggal dicocol di sambal kecap.

Mendoan akan semakin nikmat jika disajikan dalam keadaan hangat.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Kejuaraan Dunia Junior BWF 2022: Ester Nurumi Jumpa Wakil China

Rasa hangat dari tepung dan tempe, juga aroma ketumbar yang merasuk ke hidung, membuat tempe mendoan cocok dimakan di pagi hari.

Mudah Ditemui

Meski tempe mendoan menjadi makanan khas Banyumas, namun makanan kaya protein itu sudah terlanjur populer di dapur ibu-ibu seluruh Indonesia.

Tak terkecuali di wilayah Sragen dan sekitarnya. Sragenia tidak perlu repot-repot mencari restoran yang menyajikan tempe mendoan di daftar menu,

Tidak terkecuali cafe-cafe di Surakarta, banyak coffee shop juga menyajikan tempe mendoan sebagai menu makanan ringan.

Tidak hanya di restoran dan coffee shop yang merupakan tempat nongkrong kalangan kelas menengah atas.

Namun juga di kalangan menengah bawah, banyak menjajakan tempe mendoan ini.

Baca Juga: 'Spare' Memoar Pertama Pangeran Harry yang Akan Terbit Awal Tahun Depan

Jika berada kita berkeliling di karesidenan Surakarta, termasuk Sragen, kita dengan mudah mendapati warung angkringan atau hik di pinggir jalan.

Sudah menjadi keniscayaan, kalau angkringan pasti menyajikan tempe mendoan sebagai lauk utama.

Biasanya orang-orang akan makan sego kucing (berisi nasi dan bandeng), berlauk tempe mendoan.

Ini menandakan baik itu tempe ataupun mendoan sudah menjadi budaya makanan khas Indonesia.

Baca Juga: Pablo Mari, Pesepak Bola Monza Jalani Operasi Setelah Penusukan yang Terjadi di Supermarket, Italia

TIdak heran Google turut merayakan makanan yang tidak akan bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia itu.***

Editor: Kiki Widayanti

Sumber: Kemendikbud Portal Purwokerto

Tags

Terkini

Terpopuler