3 Faktor yang Membuat Lo Kheng Hong Optimis Bahwa Indonesia Kebal Terhadap Resesi

12 Desember 2022, 20:39 WIB
3 Faktor yang Membuat Lo Kheng Hong Optimis Bahwa Indonesia Kebal Terhadap Resesi /Twitter @NgomonginUang//Twitter/@NgomonginUang

SRAGEN UPDATE — Lo Kheng Hong adalah investor value Indonesia jenis individu.

Lo Kheng Hong yang merupakan investor saham kawakan mengaku optimis bahwa Indonesia tak menjadi salah satu negara yang mengalami resesi pada 2023.

Lo Kheng Hong, yang mendapat julukan Warren Buffet-nya Indonesia, mengaku bahwa dia merupakan salah satu orang yang cukup optimis dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Keyakinan yang diungkap oleh Lo Kheng Hong tersebut bukan tanpa alasan.

Baca Juga: Penjelasan Ending Episode 2 Alchemy of Souls Season 2: Jang Uk Telah Resmi Menikahi Jin Bu Yeon

Dilansir SragenUpdate.com dari Bisnis.com Lo Kheng Hong mengaku ada tiga hal yang membuatnya yakin Indonesia tak masuk ke dalam daftar negara mengalami resesi tahun depan.

Berikut adalah faktor yang membuat Lo Kheng Hong optimis Indonesia tidak akan mengalami resesi di tahun 2023:

1. Ekspor komoditas Indonesia

Ekspor komoditas Indonesia yang melimpah dalam beberapa waktu terakhir, antara lain batu bara, minyak mentah atau crude palm oil (CPO).

“Saya lihat, Indonesia banyak ekspor komoditas, batu baranya akeh (banyak), ekspor CPO juga akeh, terima uang bermiliar-miliar,” kata pria yang disapa Pak Lo, dikutip dari Bisnis.com.

2. Bank dalam negeri mengantongi laba yang cukup besar.

Pak Lo melihat bank-bank di dalam negeri saat ini mengantongi laba yang cukup besar.

Baca Juga: 5 Keluh Kesah Kaesang di Twitter Tentang Acara Pernikahannya: Ada Bocil Pake Kutang Doang

Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk. Atau BCA dengan laba Rp28 triliun selama tiga kuartal di tahun 2022.

Kemudian, Bank Mandiri dengan laba Rp30 triliun, dan BRI yang mencatat laba sebesar Rp39 triliun.

Menurutnya, jika Indonesia akan mengalami resesi, bank-bank harusnya 'sakit'. Namun faktanya, bank-bank di Indonesia justru baik-baik saja.

3. Bursa tidak mengalami penurunan.

Lo Kheng Hong mengatakan, jika resesi, bursa biasanya sudah terjun bebas duluan, baru kemudian diikuti oleh resesi.

Namun hingga saat ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tidak menunjukkan penurunan, namun malah stabil.

Dalam laporannya, International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global dari 2,9% menjadi 2,7% untuk tahun depan.

Baca Juga: Hobi Mendaki? Ini Dia Rekomendasi Gunung yang Wajib Pendaki Kunjungi di Jawa Tengah

Bahkan IMF memprediksi sebanyak 31 negara terancam masuk ke jurang resesi ekonomi pada 2023 mendatang.

Sedangkan Bloomberg melaporkan, potensi Indonesia untuk mengalami resesi hanya 3%.

Indonesia masuk ke dalam daftar 15 negara yang berisiko mengalami resesi, dan menempati urutan ke-14.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Tags

Terkini

Terpopuler