Asal-usul Tari Reog Ponorogo, Jawa Timur, Kisah Putri Kerajaan Kediri yang Beri Syarat Sulit untuk Pangeran

13 Maret 2023, 15:58 WIB
Asal-usul Tari Reog Ponorogo, Jawa Timur, Kisah Putri Kerajaan Kediri yang Beri Syarat Sulit untuk Pangeran /Anang Dwi Prasetyo via Instagram/@visiteastjava

SRAGEN UPDATE - Tari Reog Ponorogo merupakan kesenian yang memiliki nilai luhur yang berasal dari Jawa Timur.

Tari Reog Ponorogo merupakan salah satu tarian yang sudah terkenal ke mancanegara.

Tarian ini memiliki asal usul tentang Putri Kerajaan Kediri yaitu Dewi Songgo Langit  yang memberikan syarat yang begitu susah kepada para pangeran yang ingin meminangnya.

Dewi Songgo Langit merupakan putri yang tumbuh cantik sehingga membuat banyak pangeran ingin menikah dengannya tetapi tidak ada yang diterima.

Baca Juga: Daftar Harga Bahan Pangan Menjelang Bulan Ramadhan: Ada Beras, Daging, dan Lain-lain

Melihat hal tersebut, ayahanda Dewi Songgo Langit sekaligus raja kerajaan Kediri khawatir karena sikap sang putri dapat menimbulkan peperangan.

Raja yang tidak seharusnya ikut campur masalah asmara sang putri memutuskan untuk campur tangan.

Ayahnya akhirnya menemui sang putri dan mengatakan bahwa sikap sang putri bisa memicu masalah peperangan.

Putri Songgo Langit memikirkan apa yang telah diucapkan ayahnya dan mengatakan bahwa dia akan menikah dengan siapa saja yang memenangkan sayembara yang dibuatnya.

Bagi siapa pun yang ingin melamar sang Dewi harus memberikan pertunjukan yang belum pernah ditampilkan di negeri ini.

Selain itu, calon pelamar harus diiringi 140 penunggang kuda kembar dan seekor binatang berkepala dua.

Mengetahui syarat yang diajukan sang putri sungguh sulit membuat banyak pangeran mengalah dan hanya dua raja yang tetap bertahan dan berjanji akan membawa syaratnya.

Baca Juga: Taman sebagai Simpul Budaya, Perkumpulan Penulis Ajak Masyarakat Ramaikan Taman dengan Sastra

Raja yang masih bertahan yaitu raja Singa Barong dan Raja Kelana.

Raja Singa Barong mempunyai cara yang licik untuk mengalahkan Raja Kelana yaitu dengan cara menghadang rombongan Raja Kelana.

Pada waktunya Raja Kelana telah menyiapkan semua persyaratan kecuali binatang berkepala dua.

Raja Kelana akhirnya mengganti binatang tersebut dengan merak peliharaannya yang sungguh cantik dengan harapan sang dewi melupakan syarat binatang berkepala dua.

Pada saat sampai di hutan, rombongan Raja Jalan dikejutkan dengan singa yang mengamuk, membuat banyak orang dalam rombongan tersebut menjadi korban

Raja Kelana akhirnya melepaskan merak peliharaannya dan merak tersebut hingga di atas singa, singa akhirnya berhenti mengamuk karena terlena dengan merak yang mematuk kutu di lehernya.

Pada saat yang sama Raja Kelana melihat binatang berkepala dua, dia tersenyum dan mengeluarkan pecut sakti bernama Samandiman dan mengarahkan pecutnya ke singa sehingga mengeluarkan suara menggelegar.

Baca Juga: Erupsi Gunung Merapi: Suhu Panas Bukan Jadi Penyebab, Melainkan Kecepatan Angin yang Kurang Signifikan

Singa borang tidak bisa berubah menjadi manusia lagi, cukuplah syarat yang diminta putri Dewi Songgo Langit.

Sampai di kerajaan, sang putri terpesona melihat hewan berkepala dua tersebut, walaupun terlihat menakutkan tapi di atasnya terdapat merak yang sangat indah.

Raja Kelana terlihat tampan sambil memegang pecutnya dan diiringi dengan 140 penunggang kuda kembar yang menari dengan riang.

Dewi Songgo Langit menerima lamaran Raja Kelana dan pernikahan dilangsungkan dengan sangat meriah.

Hasilnya, sampai sekarang pertunjukan yang dilakukan oleh Raja Kelana dan rombongannya masih ada dan dinamai Tari Reog Ponorogo.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Pedoman Tangerang

Tags

Terkini

Terpopuler