Gunung Merapi: Rentetan Awan Panas dan Gempa, Potensi Bahaya Erupsi Meningkat

19 Januari 2024, 17:49 WIB
Gunung Merapi: Rentetan Awan Panas dan Gempa, Potensi Bahaya Erupsi Meningkat /Pexels/diego-giron

SRAGEN UPDATE - Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, mengeluarkan enam kali awan panas guguran secara berurutan ke arah barat daya pada pagi hari Jumat.

Agus Budi Santoso, Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), mengungkapkan dalam keterangan resmi di Yogyakarta bahwa rentetan awan panas guguran terjadi antara pukul 6.59 WIB hingga 7.23 WIB.

Dia menambahkan bahwa perkiraan jarak luncur maksimal adalah 2.000 meter ke arah barat daya, menuju Kali Bebeng.

Ketika terjadi luncuran awan panas guguran, Gunung Merapi terlihat berkabut dan angin bertiup ke arah tenggara.

Agus mengingatkan masyarakat untuk menjauhi daerah yang dianggap berbahaya sesuai rekomendasi.

Baca Juga: Komitmen Capres Anies Baswedan: Prioritaskan Upaya Perlindungan Perempuan di Indonesia

Dalam rentang waktu pengamatan dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 6.00 WIB, BPPTKG mencatat tiga kejadian awan panas guguran dari Gunung Merapi dengan jarak luncur mencapai 3.000 meter ke arah barat daya.

Selain itu, terdapat juga tiga kali gempa awan panas guguran yang terdeteksi pada Gunung Merapi, dengan amplitudo berkisar antara 35-37 mm dan durasi 160.8-312.9 detik.

Selain itu, tercatat 41 kali gempa guguran dengan amplitudo antara 3-34 mm dan durasi 22.6-208.6 detik.

Selanjutnya, terdapat satu kali gempa frekuensi rendah dengan amplitudo 13 mm selama 20.9 detik, satu kali gempa fase banyak dengan amplitudo 8 mm selama 9.3 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 13 mm selama 102.3 detik.

Hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Level III atau Siaga.

Dalam upaya mengurangi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah yang dianggap sebagai potensi bahaya.

Lava dan awan panas yang keluar dari Gunung Merapi dapat mempengaruhi wilayah di sektor selatan-barat daya, termasuk daerah sekitar Sungai Boyong (dengan jarak maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (dengan jarak maksimal tujuh kilometer).

Baca Juga: cignature akan Tetap Debut dengan Enam Orang Anggota Setelah Debut Belle Bersama UNIS

Sementara itu, pada tanggal 4 Januari 2024, Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi selama tiga tahun.

Meskipun telah berlangsung selama periode tersebut, gunung berapi aktif yang mencapai ketinggian 2.968 meter di atas permukaan laut tersebut tetap berada dalam status Level III atau siaga.

Agus menjelaskan bahwa potensi bahaya akibat erupsi berasal dari kemungkinan terjadinya awan panas guguran yang dapat mencapai sungai-sungai di sektor tenggara hingga barat daya, dengan perkiraan jarak luncur maksimal mencapai 7 kilometer.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler