SRAGEN UPDATE - Setahun wabah Covid-19 berlangsung membuat berbagai aktivitas terpaksa dilangsungkan secara daring.
Banyak sektor yang merugi akibat hal tersebut, tak terkecuali dari sektor pendidikan yang sampai sekarang masih menerapkannya secara daring.
Beberapa waktu yang lalu, pihak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenbudristek), berencana akan melangsungkan pembelajaran tatap muka terbatas pada bulan Juli mendatang.
Meski demikian, banyak pihak yang mengusulkan agar pembelajaran tatap muka sebaiknya ditunda terlebih dulu, mengingat situasi saat ini yang kian memburuk.
Sri Wahyuningsih, Direktur SD Kemendikbudristek mengatakan bahwa pihak pemerintah sudah memberi opsi kepada sekolah yang akan melakukan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Dengan syarat, opsi ini hanya berlaku bagi wilayah zona hijau, kuning, dan oranye.
Hal ini tidak berlaku bagi kawasan yang masuk dalam kategori zona merah.
Ia juga mengatakan, perlu adanya komunikasi antara pihak sekolah dan orangtua murid, karena penentuan sistem pembelajaran tatap muka sangat bergantung kepada izin orangtua.
“Sekolah harus duduk bersama, mensosialisasikan terhadap persiapan kepada orangtua, bekerjasama (dengan) komite sekolah, sehingga orangtua pun dipahamkan betul kenapa PTM harus dilakukan, karena kita masih mengacu SKB 4 Menteri,” ucapnya pada siaran Dialog Produktif oleh FMB9ID_IKP, pada Kamis lalu.
Menurutnya, sekolah perlu mempersiapkan mengenai aturan yang telah ditetapkan dalam SKB 4 Menteri seperti daftar periksa dan persiapan satgas Covid-19 pada tingkat sekolah. Komunikasi dengan satgas setempat juga berfungsi sebagai penentuan kondisi zona di suatu wilayah.