Dalam video yang diunggahnya tersebut, drningz menjelaskan bahwa uap yang dihirup oleh saluran pernapasan manusia itu tidak semuanya bisa diterima 100%.
Jika uap yang dihasilkan mencapai 300 derajat celcius, yang terhirup dan masuk paru-paru hanya beberapa derajat saja.
Derajat yang masuk dan diterima oleh paru-paru merupakan cara kerja saluran pernapasan karena mempunyai mekanisme sendiri.
“Saluran napas kita itu punya perlindungan, jadi nanti kalau misalnya kita menhirup uap yang panas bisa sampai 300 derajat, nanti kalau masuk ke saluran pernapasan kita enggak langsung 300 derajat itu masuk, bisa terbakar. Punya mekanisme untuk menurunkan suhunya,” katanya.
Seperti ada meliu yang digunakan dan sebagainya. Dalam video yang diunggah pada Selasa, 6 Juli 2021 tersebut, drningz menarik beberapa kesimpulan.
Kesimpulan pertama, jika ingin membunuh virus ya dengan uap panas, selnya rusak terlebih dahulu. Karena virus Covid ada di dalam sel.
Lebih lanjut pada video slide 2, dokter yang tergabung dalam tim medis @pandemictalks tersebut juga menjawab apabila uap tersebut dapat dihirup 100%.
Apabila saluran pernapasan manusia menerima suhu uap 100@, maka akan terjadi proses keradangan karena terlalu panas.
“Mokusa atau lapisan yang melapisi pernapasan kita akan rusak,” ucap drningz.