Bisakah Menghirup Uap Membunuh Virus Penyebab Covid-19? Simak Penjelasan Ini

- 12 Juli 2021, 11:54 WIB
Ilustrasi pasien Covid-19 yang alami sembuh./Pikiran Rakyat/
Ilustrasi pasien Covid-19 yang alami sembuh./Pikiran Rakyat/ /

SRAGEN UPDATE – Covid-19 sudah menyebar ke mana-mana sampai seluruh negara di dunia berdampak, meskipun ada yang nol kasus.

Virus yang diketahui berasal dari Wuhan, China tersebut merupakan momok menakutkan bagi orang-orang.

Bagaimana tidak, virus yang mulai ada sejak 2019 tersebut telah bermutasi menjadi sepuluh varian baru: alpha, beta, gamma, delta, epsilon, zeta, eta, Theta, lota, dan kappa.

Untuk menghindari virus yang sedang naik daun ini, orang-orang mulai melakukan pencegahan dengan berbagai hal.

Orang-orang melakukan vaksinasi, mengonsumsi multivitamin, bahkan ada yang menghirup uap sebagai upaya membunuh virus penyebab Covid-19.

Baca Juga: Eunjung T-ARA Bocorkan Bagaimana Cara Grupnya Berkencan di Masa Lalu

Bahkan menghirup uap atau biasa disebut terapi uap ini layaknya ritual wajib sebagai langkah pencegahan terhadap Covid.

Namun pertanyannya, apakah menghirup uap memang bisa membunuh virus penyebab Covid-19?

Pertanyaan tersebut dijawab oleh dr. RA Adininggar, SpPD pada akun instagramnya @drningz.

Dalam video yang diunggahnya tersebut, drningz menjelaskan bahwa uap yang dihirup oleh saluran pernapasan manusia itu tidak semuanya bisa diterima 100%.

Jika uap yang dihasilkan mencapai 300 derajat celcius, yang terhirup dan masuk paru-paru hanya beberapa derajat saja.

Derajat yang masuk dan diterima oleh paru-paru merupakan cara kerja saluran pernapasan karena mempunyai mekanisme sendiri.

Baca Juga: CL Menandatangani Kontrak Eksklusif dengan KONNECT Entertainment untuk Dukung Karirnya di Korea Selatan

“Saluran napas kita itu punya perlindungan, jadi nanti kalau misalnya kita menhirup uap yang panas bisa sampai 300 derajat, nanti kalau masuk ke saluran pernapasan kita enggak langsung 300 derajat itu masuk, bisa terbakar. Punya mekanisme untuk menurunkan suhunya,” katanya.

Seperti ada meliu yang digunakan dan sebagainya. Dalam video yang diunggah pada Selasa, 6 Juli 2021 tersebut, drningz menarik beberapa kesimpulan.

Kesimpulan pertama, jika ingin membunuh virus ya dengan uap panas, selnya rusak terlebih dahulu. Karena virus Covid ada di dalam sel.

Lebih lanjut pada video slide 2, dokter yang tergabung dalam tim medis @pandemictalks tersebut juga menjawab apabila uap tersebut dapat dihirup 100%.

Apabila saluran pernapasan manusia menerima suhu uap 100@, maka akan terjadi proses keradangan karena terlalu panas.

“Mokusa atau lapisan yang melapisi pernapasan kita akan rusak,” ucap drningz.

Selain mengakibatkan banyak lendir yang keluar dari hidung dan sesak napas, menghirup uap terlalu panas juga mengakibatkan efek lebih buruk.

“Bahkan virus atau bakteri lain itu mudah masuk,” lanjutnya.

 Baca Juga: Intip Spoiler dari Voice 4 yang Semakin Menegangkan!

Drnings mengambil sebuah kasus uap yang dihirup manusia terlalu panas.

“Contohnya pada orang-orang yang terjebak dalam kebakaran. Itu kan asapnya panas banget. Akhirnya menyebabkan trauma inhalasi,” lanjutnya.

Trauma inhalasi merupakan kerusakan pada saluran pernapasan yang mengakibatkan kerusakan, keradangan, dan sesak napas.

Kesimpulan kedua dari video slide kedua yaitu, menghirup udara terlalu panas tidak disarankan bahkan akan membahayakan saluran pernapasan.

Dalam postingan yang sama, drningz juga menjelaskan perihal menghirup uap ditambah sabun atau minyak kayu putih yang dipercaya dapat membunuh virus penyebab Covid di dalam paru-paru.

Penjelasan tersebut ia bagikan pada video slide 3.

Drningz menjelaskan bahwa uap yang dihirup tidak akan bisa menembus sel di dalam paru-paru, sedangkan virus berada di dalam sel.

Kesimpulan ketiga adalah, mau ditambahkan dengan komposisi apa pun, dan dosis berapa pun, tidak akan membunuh virus di dalam sel.***

 

Editor: Yesa Novianti Putri Ashari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah