Bahkan Erick mengaku bahwa ia akan mencari solusi agar pertandingan sepak bola tersebut dapat dinikmati dengan tenang dan nyaman untuk semua pihak.
Tak hanya itu, Erick menambahkan bahwa selama ini suporter Semarang dan Solo telah menjadi contoh dalam membangun rivalitas yang sehat.
“Suporter Semarang dan Solo itu seduluran. Makanya ke depan perlu ada evaluasi terkait kategori risiko pada setiap laga,” lanjut Erick.
Di samping itu, Erick juga meminta kepada aparat keamanan untuk bertindak persuasif dan belajar dari pengalaman akan tragedi Kanjuruhan.
Bahkan Erick meyakini bahwa aparat keamanan dapat berusaha semaksimal mungkin dalam menenangkan massa tanpa tindakan represif, terlebih lagi menggunakan gas air mata.
Sementara itu, Erick meminta kepada para suporter dan aparat untuk tenang dan sama-sama berpikir jernih karena niat mereka sama yaitu menciptakan sepak bola yang aman dan nyaman untuk semua.***