Network
SRAGEN UPDATE — Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan momen krusial dalam demokrasi sebuah negara.
Keberhasilannya tidak hanya tergantung pada prosesnya, tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap integritas dan keandalan sistem yang digunakan, termasuk Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Pakar Keamanan Siber dari Universitas Indonesia (UI), Setiadi Yazid, mengungkapkan bahwa meskipun data yang dikumpulkan oleh Sirekap masih bisa dipercaya oleh masyarakat, terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan untuk menjaga kepercayaan tersebut.
Menurut Setiadi Yazid, penting bagi KPU untuk meresponsif dalam melakukan perbaikan data.
Dalam era teknologi saat ini, perangkat lunak yang digunakan dapat dipantau dengan mudah oleh pengelola.
Baca Juga: Agensi ZEROBASEONE, WAKEONE Entertainment Menanggapi Tuduhan Terbaru Terhadap Kim Ji Woong
Sehingga, ketika terjadi kesalahan seperti pembacaan tulisan tangan yang tidak tepat dari Form C1 plano di setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), pengelola dapat segera mengubah data yang tidak tepat tersebut sesuai dengan kondisi awalnya.
Responsifitas ini akan memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa kesalahan yang terdeteksi akan segera diperbaiki, menghindari spekulasi dan ketidakpercayaan.
Selain responsif, komunikasi yang lebih efektif juga diperlukan dari pihak KPU.
Setiadi Yazid mencatat bahwa komunikasi terkait kesalahan pada Sirekap perlu dilakukan secara berulang-ulang agar masyarakat dapat mempercayai informasi yang disajikan.
