11 Puisi Rumi tentang Hidup, Mati, Manusia, dan Dunia: Menjadi Pengingat dan Nasihat untuk Kita Semua

27 Februari 2022, 10:33 WIB
11 Puisi Rumi tentang Hidup, Mati, Manusia, dan Dunia: Menjadi Pengingat dan Nasihat untuk Kita Semua /Cromaconceptovisual/Pixabay

SRAGEN UPDATE – Jalaluddin Rumi atau dikenal dengan nama Rumi merupakan sufi besar yang lahir di Balkh (Afganistan) dan dimakamkan di Konya.

Karya-karya puisinya lahir yang terhimpun dalam berbagai kitab, seperti Masnawi, Fihi Ma Fihi, dan lainnya.

Seperti 11 puisi Rumi berikut ini tentang hidup, mati, manusia, dan dunia yang bisa dijadikan sebagai pengingat dan nasihat untuk kita semua.

Dari karya-karya dan hasil pemikirannya, landasan paling mendasar Rumi adalah meyakini bahwa manusia atau makhluk yang hidup di dunia ini merupakan manifestasi Cahaya Ilahi.

Baca Juga: 7 Quote Umar bin Khattab tentang Hubungan, Pertemanan, dan Dunia dalam Bahasa Inggris dan Indonesia

Dalam bait-bait puisi yang dituliskannya, Rumi banyak membicarakan apa pun dari kelahiran hingga kematian dengan napas cinta di dalamnya.

Berikut 11 puisi Rumi tentang hidup, mati, manusia, dan dunia dari kitab-kitab yang pernah dituliskannya:

1. Ketika kami mati, jangan mencari makam kami di bawah tanah.

Kalian bisa menemukan kami di dalam hati-hati yang penuh dengan cinta. – Rumi

2. Keduniawian membuat kita menjadi tidak perhatian terhadap Tuhan

Perhatian kepada Tuhan, bukan dengan memiliki kekayaan, pakaian-pakaian,

Anak-anak, ataupun istri. – Rumi

Baca Juga: Puisi Rumi The Song of Reed ‘Nyanyian Bambu’, Bait Pertama dalam Kitab Masnawi: tentang Pria dan Tujuannya

3. Terima kasih untuk pemikiranmu, Wahai Manusia,

Begitulah mereka memanggilmu

Daging dan tulang tidak memiliki nilai. – Rumi

4. Jika sesuatu berhubungan dengan penampilan luar, kau adalah dunia paling kecil.

Jika berhubungan dengan makna, kau adalah dunia yang paling besar. – Rumi

5. Jika menjadi manusia, cukup dengan segala hal yang hanya berhubungan penampilan luar,

Muhammad dan Abu Jahal tidak ada bedanya. – Rumi

6. Kesamaan kata-kata selalu membuat dalah paham,

Seperti seorang yang kafir dan beriman, yang memiliki tubuh sama.

Tubuh-tubuh mereka seperti kendi-kendi dengan penutup yang tertutup.

Walaupun kedua kendi memiliki hiasan-hiasan,

Salah satu dari keduanya menyimpan air kehidupan,

Sementara yang lain, (bisa jadi) menyimpan racun mematikan. – Rumi

Baca Juga: Spoiler Twenty Five Twenty One Episode 5: Baek Yi Jin Pergi Tanpa Pamit, Perpisahan yang Menyedihkan

7. Seorang lelaki buta dengan pandangan yang tajam,

Seorang pria tuna tungu dengan pendengaran yang tajam,

Dan seorang laki-laki yang telanjang dengan gaun yang panjang. – Rumi

8. Untuk mngungkap tentang rahasia-rahasia tersembunyi di dunia,

Ney bersuara tinggi, ney! – Rumi

9. Wahai kalian yang tidak bisa menunjukkan cukup kesabaran untuk menahan diri dari kesenangan duniawi,

Bagaimana bisa kalian menanggung kehidupan, yang merampas kehidupan akhirat

Dan yang berhubungan dengan Sang Sahabat (Tuhan)? – Rumi

Baca Juga: Bagaimana Hukum Memenuhi Nazar Ketika Hajat Tidak Tercapai? Ini Penjelasan Buya Yahya

10. Keduniawian berarti menjadi lupa dengan Yang Maha Kuasa.

Bukan berarti memiliki pakaian, uang, atau keluarga. – Rumi

11. Dia telah datang, Hai Temanku!

bulanku, matahariku telah datang!

Manusia perak dengankulit emas!

Mataku, telingaku, jiwaku telah sampai!

Aku mabuk, aku merasa pusing hari ini.

Pohon iklim sedang yang bergoyang sudah datang. – Rumi.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Rumi: Kisah Hidup dan Pesan-pesannya / Cihan Okuyucu

Tags

Terkini

Terpopuler