Mengharap Berkah dari Pohon Keramat Menurut Islam Beserta Penjelasannya

17 Februari 2023, 13:15 WIB
Ilustrasi. Mengharap Berkah dari Pohon Keramat Menurut Islam Beserta Penjelasannya /Instagram/@curug_ciherang/

SRAGEN UPDATE - Mengharap berkah atau takut terhadap pohon besar dan tua yang dianggap sebagai pohon keramat kerap menjadi mitos sejumlah daerah.

 

Mengharap berkah dari pohon keramat dengan memberikan sesajian atau persembahan menjadi titik kritis dalam pandangan Islam, bagaimana penjelasannya?

Artikel ini bersumber dari Instagram @ngaji.ilmiah yang memiliki referensi dari Al Qoulul Mufid ala kitabit tauhid, Syaikh Muhammad bin Sholeh al Utsaimin.

Berikut ini pembahasan mengenai bagaimana pandangan Islam terkait mengharapkan berkah pada pohon keramat atau pohon tua:

Baca Juga: Arti Gelas Pecah di Rumah dalam Islam, Benarkah akan Ada Kecelakaan?

Di era Rasulullah SAW masih hidup, pernah terjadi sebuah peristiwa dimana sebagian sahabat, hampir ngalap berkah dengan pohon keramat.

Bagaimana kisahnya dan apa saja pelajaran darinya? Mari kita simak bersama.

Dari Abu Waqid Al Laitsy, beliau berkata:

"Kami pernah keluar bersama Rasulullah menuju perang hunain, sedangkan kala itu, kami baru saja lepas dari kekafiran.."

"...Dan orang orang musyrik, mereka memiliki sebuah pohon sidr (sejenis bidara) yang mereka biasa i'tikaf di sekelilingnya dan menggantungkan senjata senjata mereka di pohon tersebut. Pohon tersebut dinamakan dzatu anwat. Ketika kami melewati sebuah pohon sidr yang lain, kami berkata, wahai Rasulullah, buatlah untuk kami pohon dzatu anwat, sebagaimana mereka punya pohon dzatu anwat. Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

"Allahu Akbar!” 

Itu adalah kebiasaan! Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan Nya, kalian telah berkata sebagaimana perkataan bani israil kepada Musa, 'jadikanlah untuk kami sesembahan. sebagaimana mereka memiliki sesembahan! "Sungguh kalian benar benar akan mengikuti kebiasaan ummat sebelum kalian!" (HR. Tirmidzi).

 

Kisah tadi memiliki beberapa pelajaran penting seputar ketauhidan. Di antaranya adalah :

1. Kisah tadi menunjukkan bahwa ngalap berkah (tabarruk) dari pohon adalah sesuatu yang terlarang, dan termasuk kebiasaan sesat ummat terdahulu.

2. Apabila para sahabat tidak mengetahui. larangan tabarruk dengan pohon dan bahwa itu sejenis dengan menjadikannya sebagai sesembahan selain Allah, maka selain sahabat, itu lebih beresiko untuk tidak tahu. 

Karena para sahabat adalah orang yang paling alim tentang agama Allah.

Baca Juga: Sepatah Kata Terakhir Iwan Bule untuk KLB, Erick Tohir Terpilih Jadi Ketum PSSI Periode 2023-2027

3. Bahwa Rasulullah tidak memberikan dispensasi (udzur) kepada para sahabat. Bahkan beliau langsung membantah mereka dengan berkata:

"Allahu Akbar! Itu adalah kebiasaan! Sungguh kalian benar benar akan mengikuti kebiasaan ummat sebelum kalian!"

4. Bahwa menolak tabarruk (ngalap berkah) dengan pohon keramat dan yang semisalnya, itu termasuk dalam makna syahadat 'laa ilaaha illallaah'. 

Karena syahadat laa ilaaha illallaah itu menolak uluhiyah (hak untuk disembah) dari segala sesuatu selain Allah.

 

5. Larangan untuk menyerupai orang jahiliyah. Faidah ini didapat dari sabda beliau, "kalian telah berkata sebagaimana bani israil..." dan Nabi mengingkarinya.

Berdasarkan hal ini kita tahu bahwa jahiliyah itu tidak khusus bagi orang sebelum zaman Rasulullah.

Tapi siapa saja yang tidak mengetahui kebenaran dan melakukan perbuatan orang jahil, maka dia termasuk ahli jahiliyah.

Baca Juga: Fans Ikut Berdonasi Setelah Jimin BTS Berdonasi  Kepada UNICEF untuk Anak-Anak di Gempa Turki - Suriah

Mudah-mudahan kita semua dihindarkan dari perbuatan kaum jahiliyah, salah satunya adalah bertabaruk dengan pohon keramat dan yang semisalnya. Wallahu'alam.***

Editor: Inayah Nurfadilah

Sumber: Instagram @ngaji.ilmiah

Tags

Terkini

Terpopuler