Makan dengan Tangan Kanan Anjuran Rasulullah SAW dan Kaitannya dengan Anatomi Tubuh serta Perilaku Manusia

11 Maret 2023, 13:08 WIB
Makan dengan Tangan Kanan Anjuran Rasulullah SAW dan Kaitannya dengan Anatomi Tubuh serta Perilaku Manusia /

SRAGEN UPDATE - Makan dengan tangan kanan merupakan anjuran Rasulullah SAW, yang berarti jika dikerjakan mengikuti sunnah Nabi SAW dan mendapatkan pahala.

Rasulullah SAW pernah mengatakan kepada Umar bin Abi Salamah r.a. agar makan dengan tangan.

Perkataan Rasulullah SAW ini diterangkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari.

"Rasulullah SAW berkata kepada Umar bin Abi Salamah r.a., "Wahai anak, ucapkanlah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari apa yang ada di hadapanmu," (HR Bukhari).

Baca Juga: 3 Persiapan Penting Menyambut Bulan Ramadhan, Salah Satunya Mengadakan Ceramah

Selain itu, Rasulullah SAW juga pernah mengatakan hal serupa kepada para sahabatnya.

"Apabila salah seorang dari kalian makan, hendaklah dia makan dengan tangan kanannya, dan apabila dia minum maka minumlah dengan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya," (HR Muslim).

Berdasarkan hadits yang dirawi oleh Muslim dijelaskan bahwa setan makan dengan tangan kiri, selain itu dari segi anatomi dan psikologis tubuh manusia, tangan kanan dan tangan kiri diatur oleh belahan otak berbeda.

Tangan kanan diatur oleh otak kiri yang berkaitan erat dengan proses kognitif, yaitu kemampuan untuk mempelajari, menganalisis, dan membuat kesimpulan.

Sementara itu, tangan kiri diatur oleh otak kanan yang berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat acak, artistik, keindahan, kenikmatan, dan imajinasi.

Pada saat makan menggunakan tangan kanan berarti telah mengedepankan analisis kebutuhan.

Selain itu, dengan membiasakan diri menggunakan tangan kanan diharapkan terampil dalam pengendalian diri dan tidak melampaui batas.

Baca Juga: Kisah Puasa Nazar Sayyidah Fatimah dan Keluarga Saat Anaknya Sakit, Puasa Nazar 3 Hari Berturut-turut

Sedangkan makan dengan tangan kiri mengedepankan unsur estetik dan keindahan, mereka lebih mengedepankan hawa nafsu daripada kehendak Dzat Pencipta.

Itulah sebabnya orang-orang semacam ini terobsesi dengan makanan enak, restoran mahal, dan beragam jenis kenikmatan serta menggambarkan kehidupan yang berorientasi pada dunia.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Buku Mengapa Banyak Larangan, Hikmah dan Efek Pengharaman

Tags

Terkini

Terpopuler