Makan dengan Ukuran Pas, Tidak Berlebihan dan Tidak Kurang, Makan Banyak Berdampak Negatif pada Tubuh

22 Maret 2023, 19:02 WIB
Makan dengan Ukuran Pas, Tidak Berlebihan dan Tidak Kurang, Makan Banyak Berdampak Negatif pada Tubuh /Kemenkes

SRAGEN UPDATE - Makan merupakan salah satu kebutuhan manusia, tetapi ketika makan haruslah dengan ukuran pas, tidak berlebihan dan tidak kurang karena banyak makan justru berdampak negatif pada tubuh.

Akan tetapi, jika kurang makan pun akan memberikan dampak yang kurang baik kepada tubuh sehingga takaran yang paling ideal adalah sesuai kebutuhan tubuh.

Allah SWT sendiri dalam Q.S. Al-An'am(6) 141 telah berfirman bahwa Allah SWT tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan.

"... makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) apabila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan."

Baca Juga: 13 Kata-Kata Bijak Ali bin Abi Thalib Penuh Makna tentang Takdir, Sabar, dan Kehidupan Bersama

Pada ayat lain, Allah SWT menyebut orang yang berlebihan dengan temannya setan, pada QS. Al-Isra' 17:26-27.

"... dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudaranya setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya."

Rasulullah SAW sendiri juga meyebut orang yang berlebihan dengan orang kafir.

"Orang kafir itu makan dengan tujuh usus sedangkan orang mukmin makan dalam satu perut." (HR Muslim dari Ibnu Umar ra.)

Analogi tujuh tidak hanya dikenal pada perut, melainkan dalam ilmu tasawuf juga dikenal konsep tujuh yaitu tujuh maqam, tujuh tingkatan atau tujuh terminal untuk bersatu dengan Al-Khaliq.

Pada Al-Qur'an kata tujuh disebut berkali-kali, khususnya dalam konteks penciptaan.

"( Allah-lah) yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?"

(QS. Al-Mulk [67]:3).

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, konsep tujuh mulai terkuak kebenarannya terlebih pada ilmu melalui pendekatan fisika partikel.

Konsep langit bisa diterjemahkan dan digambarkan sebagai dimensi dan setiap dimensi mempunyai karakteristik sendiri.

Baca Juga: 10 Kata-kata Bijak Ali bin Abi Thalib Penuh Makna tentang Harta, Ilmu, Pengetahuan dan Manfaat Berilmu

Pada saat seseorang makan dan minum dalam dimensi fisik makanan yang dimasukkan harus yang bersifat fisik.

Ketika makan dalam dimensi yang berbeda, asupan nutrisi yang dibutuhkan juga berbeda.

Jadi, seseorang yang makan dengan tujuh perut disebut berlebih-lebihan dan juga memberikan makanan jiwa dengan makanan duniawi.

Padahal zat-zat nutrisi yang paling tapi untuk jiwa seperti zikir, menjalankan berbagai ketaatan, mendoakan orang lain, menyayangi sesama, menyantuni anak yatim, dan lain-lain.

Rasulullah mengganggap perut merupakan tempat yang paling buruk, "Tidak ada satu tempat pun yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi dia beberapa suap makanan saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya." (HR Ahmad dan Turmudzi).

Dampak negatif banyak makan

Terlampau banyak makan akan membuat seseorang tertutup hati dan pikirannya, mendatangkan kemalasan, menghilangkan sensitivitas jiwa, dan memupuk egoisme.

Selain itu, cahaya ilmu akan sulit diserap, pantas saja eorsng filsafat Yunani memerintah muridnya untuk puasa dalam waktu tertentu sebelum mengikuti kuliah filsafatnya.

Baca Juga: 10 Kata-kata Bijak Ali bin Abi Thalib Penuh Makna tentang Cinta, Hati, Suka, dan Harapan

Terlalu banyak makan juga berpotensi mendatangkan penyakit fisik, penyakit-penyakit degeneratif sebagian besar bersumber dari perut.

Terdapat suatu pendapat yang mengatakan "sumber segala penyakit adalah memasukkan makanan di atas makanan."***

 


Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Buku Mengapa Banyak Larangan, Hikmah dan Efek Pengharaman

Tags

Terkini

Terpopuler