Kisah Lengkap Abu Abbas, Sahabat Nabi yang Mendapat Karomah Berupa Tongkat yang Bercahaya untuk Membantunya

30 Maret 2023, 14:32 WIB
Kisah Lengkap Abu Abbas, Sahabat Nabi yang Mendapat Karomah Berupa Tongkat yang Bercahaya untuk Membantunya /Dwi Maratus Sholihah/https://bersamadakwah.net/thalhah-bin-ubaidillah/

SRAGEN UPDATE - Karomah yang Allah berikan kepada hamba-hamba pilihannya tidak hanya berupa keajaiban yang muncul pada raga seseorang tersebut, melainkan juga pada benda-benda di sekitarnya. Hal tersebut berlaku untuk Abu Abbas, salah satu sahabat Nabi SAW yang mendapat karomah berupa tongkat yang bercahaya.

Tongkat Abu Abbas selalu dibawanya kemana-mana, karena tongkat ini membantu hidupnya selama ini.

Berikut kisah lengkap sahabat Rasulullah SAW bernama Abu Abbas dengan karomah tongkat cahayanya, sebagaimana SragenUpdate.com lansir dari buku 40 Sahabat Nabi yang Mendapat Karomah:

Asal-Usul dan Peritiwa Tongkat Abu Abbas Mengeluarkan Cahaya 

Abu Abbas merupakan nama panggilan sehari-hari dari nama Abbas, a juga dikenal dengan panggilan Abu Qais Al-Anshari.

la lahir pada tahun 36 SH atau sekitar tahun 586 M dengan nama Abdul Uzza. Tetapi, setelah masuk Islam, Nabi Muhammad SAW menggantinya dengan nama Abdurrahman.

Sejak itulah, Abu Abbas yang dibantu teman seperjuangannya, Abu Burdah bin Niyyar aktif berdakwah, termasuk menghancurkan berhala-berhala milik bani Haritsah.

Baca Juga: Kisah Lengkap Abdullah bin Amr, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Jenazahnya Bisa Membaca Alquran

Semasa kanak-kanak, Abu Abbas dibesarkan layaknya anak-anak yang lain. Hanya saja, ia diberi kelebihan mampu menulis dengan aksara Arab, meskipun baca-tulis bukan sesuatu yang wah saat itu.

Bahkan sebagian besar masyarakatnya justru menghindari Abu Abbas.

Pada usianya yang masih sangat muda, yakni 8 tahun, Abu Abbas mendaftarkan diri sebagai pejuang Perang Badar.

Ada tiga nama dari bani Haritsah yang tercatat dalam daftar kehadiran perang:Mas'ud bin Sa'ad, dan Abu Burdah bin Niyyar, dan Abu Abbas bin Jabr.

Di samping itu, Abu Abbas juga ikut memainkan peran sebagai salah satu aktor yang ditugaskan membunuh musuh Allah, Ka'ab bin Al-Asyraf.

Kejadian ini bermula ketika Muhammad bin Maslamah, saudara bani Abdul Ashal berkata, siap membunuh Ka’ab bin Al-Asyraf.

Rasulullah SAW lalu berkata, "Lakukanlah, jika engkau sanggup!"

Setelah itu, Muhammad bin Maslamah pulang ke rumah dan berada di dalam rumah tiga hari, tidak makan juga tidak minum, kecuali seperlunya saja.

Rasulullah SAW diberi tahu mengenai keadaan Muhammad bin Maslamah yang seperti itu, kemudian beliau memanggilnya dan bertanya, "Kenapa engkau tidak makan dan minum?"

Muhammad bin Maslamah pun menjawab, "Rasulullah, aku telah mengucapkan sesuatu kepada Anda, tetapi aku tidak tahu apakah aku bisa melaksanakannya ata tidak.”

Baca Juga: Kisah Lengkap Sabit bin Qais, Sahabat Nabi yang Mendapat Karomah Berupa Jenazahnya Bersaksi atas Rasulullah

Rasulullah lantas bersabda, "Justru itu akan membuatmu lemah."

Muhammad bin Maslamah berkata lagi, "Rasulullah, kita harus bicara."

Beliau pun mempersilakannya untuk bicara, "Katakan apa yang ingin kalian katakan. Kalian bebas mengatakannya."

Setelah itu, berkumpullah Muhammad bin Maslamah, Silkan bin Salamah bin Wagasy atau Abu Na'ilah dari bani Abd Al-Asyhal sekaligus saudara sepersusuan Ka'ab bin Al-Asyraf, Abbad bin Bisyr dari bani Abdul Asyhal, Al-Haris bin Aus dari bani Abdul Asyhal, dan Abu Abbas bin Jabr dari Bani Haritsah.

Mereka meminta Silkan bin Salamah untuk menemui musuh Allah, Kaab terlebih dahulu.

Silkan bin Salamah menemui Ka'ab, lalu bercakap-cakap sesaat sambil melantunkan syair, kemudian Abu Na'ilah (Silkan bin Salamah) berkata, "Celaka engkau wahai anak Al-Asyraf, aku datang kepadamu untuk suatu keperluan yang ingin aku sampaikan kepadamu dan aku ha ap engkau merahasiakannya."

Ka'ab menjawab, "Lakukanlah!", Ka’ab pun berkata lagi setelah Silkan menceritakan maksud kedatangannya, "Benar-benar kedatangan orang ini (Nabi Muhammad) menjadi malapetaka bagi kita, orang-orang Arab memusuhi kita dan menyerang kita dengan satu tombak, serta jalan-jalan terputus sehingga keluarga menjadi sengsara, jiwa-jiwa, kita sendiri juga keluarga kita menderita”

Ka’ab pun menyahut, "Aku anak Al-Asyraf demi Allah, aku telah memberitahumu bahwa masalah in akan sele- sai dengan apa yang telah kau katakan tadi.

Silkan berkata lagi, "Aku ingin engkau menjual makanan kepada kami dan kami akan gadaikan sesuatu kepadamu sebagai jaminan."

Ka'ab bertanya, "Apakah engkau akan menggadaikan anak-anak kalian kepadaku?"

"Jadi, engkau ingin merampas kehormatan kita? Aku mempunyai beberapa teman yang sependapat denganku dan aku akan mendatangimu lagi dengan mereka, lalu engkau menjual makanan kepada mereka, berbuat jujur, dan kami akan menggadaikan senjata sebagai jaminannya," kata Silkan.

Baca Juga: Kisah Lengkap Abu Bakar dan 3 Karomah yang Dianugerahkannya, Sahabat Nabi Muhammad SAW Paling Dekat

Silkan ingin agar Ka'ab tidak menolak jika mereka datang dengan membawa senjata, lalu ia berkata, "Sesungguhnya senjata ini menjadi jaminanya."

Setelah itu, Silkan keluar menemui sahabat-sahabatnya dan memberi tahu kabar Ka'ab. Lalu memerintahkan mereka mengambil senjata dan berangkat (untuk membunuh Ka'ab).

Sebelum berangkat, mereka berkumpul di rumah Rasulullah terlebih dahulu.

Ibnu Ishag dari Saur bin Zaid dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata:

"Rasulullah berjalan bersama mereka ke Bag' Al-Ghargad, lalu memberi pengarahan dan bersabda, 'Berangkatlah kalian atas nama Allah. Ya Allah, berilah pertolongan kepada mereka!' Setelah itu, beliau pulang ke rumah padahal malam sudah gelap gulita. Mereka akhirnya berangkat hingga tiba di benteng Ka'ab bin Al-Asyraf. Abu Na'ilah berteriak memanggil Ka'ab yang masih berstatus pengantin baru.

Mendengar teriakan tersebut, Ka'ab bin Al-Asyraf langsung melompat dari selimutnya, tapi ujung selimutnya dipegang oleh istrinya sambil berkata, "Anda orang yang sudah terbiasa dengan peperangan, dan mereka yang sudah terbiasa perang mestinya tidak akan turun tangan pada jam-jam seperti ini."

Ka'ab berkata kepada istrinya, "Yang memanggilku adalah Abu Na'ilah. Seandainya ia menemukanku tidur, ia pasti akan membangunkanku."

Istri Ka'ab berkata, "Demi Allah, sungguh aku mendengar di suara Abu Na'ilah ada kejelekan."

Ka'ab berkata lagi, "Jika seorang pemuda diajak kepada tikaman, ia pasti akan menerimanya."

Ka'ab segera menemui mereka dan bercakap-cakap dengan mereka sesaat. Sebaliknya, mereka pun demikian. Mereka (Abu Na'ilah atau Silkan bin Maslamah dan teman-temannya) berkata, "Anak Al-Asyraf, maukah engkau pergi bersama kami ke bukit Al-Ajuz untuk mengobrolkan sesuatu di sisa malam kita ini?"

Ka’ab menjawab, "Jika itu mau kalian (silakan)."

Mereka keluar dan berjalan sesaat. Abu Na'ilah menaruh tangannya ke rambut bagian samping Ka'ab lalu mencium tangannya hingga ia merasa tenang dan berkata, "Aku tidak pernah melihatmu memakai parfum yang sangat wangi seperti malam ini."

Baca Juga: Kisah Lengkap Zaid bin Kharijah, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berbicara Ketika Sudah Meninggal

Kemudian Abu Na'ilah berialan sesaat dan melakukan hal yang sama sampai Ka'ab merasa tenang.

Kemudian berjalan lagi sesaat dan mengulanginya lagi lalu memegang rambut bagian samping Ka'ab dan berkata, "Pukullah musuh Allah!"

Teman-teman Abu Nailah langsung memukuli Ka'ab dengan pedang mereka secara bertubi-tubi, namun sama sekali tidak mempan.

Muhammad bin Maslamah berkata, "Aku ingat tombak kecil di pedangku dan aku mengambilnya. Sungguh musuh Allah itu berteriak histeris yang membuat benteng di sekitar kami menyulutkan api (kemarahan). Aku kemudian menancapkannya ke gigi seri Ka’ab dan menusukkan nya hingga mengenai kemaluannya. Musuh Allah akhirnya tersungkur jatuh. Kaki atau kepala Al-Haris bin Aus terluka terkena pedang salah satu dari kami. Kami kemudian pulang melewati kampung Bani Umaiyyah bin Zaid, lalu melewati perkampungan bani Quraidhah, perkampungan Bu'as hingga kemudian mendaki tanah tak berpasir, Al-Uraidh.

Al-Haris bin Aus jalannya lambat hingga tertinggal oleh kami karena darahnya terus mengalir. Kami berhenti sejenak untuk menunggunya, tapi tidak lama kemudian ia dapat menyusul kami. Kami lalu menggendong dan membawa Al-Haris kepada Rasulullah di akhir malam ketika beliau sedang melaksanakan salat malam.

Kami mengucapkan salam kepada beliau, baru kemudian beliau keluar menemui kami. Kami menginformasikan kepada beliau tentang terbunuhnya musuh Allah. Beliau kemudian meludahi luka teman kami, lalu kami pulang ke rumah masing-masing.

Keesokan harinya, orang-orang Yahudi ketakutan dengan apa yang kami perbuat, yakni membunuh musuh Allah, tidak ada satu pun seorang Yahudi kecuali takut dengan keselamatan dirinya."

Abu Abbas termasuk sahabat pilihan yang memiliki kekuatan di luar kebiasaan manusia pada umumnya.

Baca Juga: Kisah Lengkap Abu Umamah Al-Bahili, Sahabat Nabi SAW yang Mendapat Karomah Berupa Mendapat 300 Dinar

Kekuatan itu muncul dari tongkat ajaib miliknya. Tongkat tersebut biasa ia gunakan untuk menerangi jalan setiap akan pulang menuju rumahnya. Maimun bin Zaid bin Abu Abbas bercerita, "Suatu malam, Abu Abbas melaksanakan salat bersama Rasulullah SAW dan akan pulang ke rumahnya di perkampungan Bani Haritsah. Malam itu sangat gelap, Abu Abbas berjalan dengan cahaya yang keluar dari tongkatnya sampai ia memasuki rumahnya."

Demikian kisah Abu Abbas dan tongkatnya yang ajaib sebagai karomah yang Allah anugerahkan kepadanya. Semoga bermanfaat.***

Editor: Muhammad Emir Al-Azkiya

Sumber: Buku 40 Sahabat Nabi yang Memiliki Karamah

Tags

Terkini

Terpopuler