Wafat Akibat Wabah Penyakit Covid-19, Benarkah Termasuk Syahid Dalam Islam?

- 3 Juli 2021, 22:41 WIB
Menurut hadist wafat karena wabah penyakit termasuk mati syahid
Menurut hadist wafat karena wabah penyakit termasuk mati syahid /kabar-priangan.com/Asep MS/

SRAGEN UPDATE – Setiap kesusahan termasuk datangnya wabah penyakit adalah takdir Tuhan yang tidak seharusnya ditakuti. Jika Allah telah menakdirkan orang belum meninggal, maka virus sekuat apapun tidak akan merenggut nyawanya.

Dari sabda Rasul, jelas saja bahwa wafat karena wabah masuk dalam kategori orang yang mati syahid dalam Islam.

Sebagaimana dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), “Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?”, mereka menjawab, “Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah”,

Rasulullah berkata, “Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid”, lalu para sahabat bertanya, “Mereka itu siapa ya Rasulullah?”, Rasul kemudian menjawab, “Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) itu syahid, orang yang tertimpa tha‘un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid” (HR. Muslim)

Baca Juga: Mati Tenggelam Disebut Syahid, Bagaimana Penjelasannya Dalam Islam?

Sebagai tambahan, ada juga hal lain yang menjadikan wafatnya seseorang menjadi syahid, yaitu mati akibat melahirkan, mati ketika salat, mati saat menuntut ilmu, dan lain sebagainya.

Kita semua tentu menginginkan meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Namun tidak ada satupun orang yang mengetahui bagaimana ia akan mati. Termasuk terkena wabah virus yang sedang melanda dunia saat ini.

“Diriwayatkan dari Siti Aisyah radliyallahu ‘anha, sesungguhnya ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tha’un. Lalu beliau Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

‘Tha’un itu adalah azab yang dikirim Allah kepada orang yang dikehendaki. Allah jadikan rahmat bagi orang mukmin. Oleh karena itu, tiada penyakit tha’un menular ke seorang hamba (mukmin), lalu dia memutuskan untuk tetap diam tinggal di negerinya (ruang isolasi) dengan sabar, melainkan Allah pasti tetapkan baginya pahala (yang besar), menyerupai pahalanya orang yang mati syahid.” (Shahih al-Bukhari, juz 10, halaman 192).***

Editor: Nadya Rizqi Hasanah Devi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x