Syekh Fariduddin merupakan seorang penyair, penjual minyak, juga sering mengobati orang-orang yang sakit, dan dikenal sebagai orang yang bijak.
Syekh Fariruddin kagum melihat kepribadian Maulana Rumi kecil yang memiliki tingkat kecerdasan dan ketangkasan yang luar biasa.
Syekh Fariruddin pernah berkata kepada ayah Rumi, "Sesungguhnya anakmu akan menyalakan api dengan cepat di sekam dunia ini."
Setelah berdiam diri di kota Naisabur, dilanjutkan pergi ke Baghdad, Hijaz, dan Syam kemudian kembali lagi ke kota Konya pada 626 H/1229 M.
Kedatangannya dimuliakan oleh Sultan Seljuk Romawi dan pada 628H/1231 M, Baha' Walad meninggal dunia dan kedudukannya digantikan oleh Rumi untuk mengajar Fiqih, memberi fatwa, dan mendidik manusia.
Selanjutnya, Rumi dikirim ke Halb untuk menuntut ilmu dan sebagian besar pakar berpendapat bahwa wawasan luas Rumi didapat ketika di Halb dan Damaskus yang terkenal dengan sekolah-sekolah Islam terkemuka.
Kemudian Rumi kembali ke Konya dengan membawa predikat sekarang yang alim akan ilmu-ilmu keislaman yang dimana para cendekiawan dan ulama menyambut kedatangannya.
Kehidupan Rumi sebagai sufi yang mempunyai banyak pengikut terus berlangsung sampai pada Senin 26 Jumadil Akhir 642 H, Syamsuddin al-Tabrazi berkunjung ke kota Konya.