Ketika makan dalam dimensi yang berbeda, asupan nutrisi yang dibutuhkan juga berbeda.
Jadi, seseorang yang makan dengan tujuh perut disebut berlebih-lebihan dan juga memberikan makanan jiwa dengan makanan duniawi.
Padahal zat-zat nutrisi yang paling tapi untuk jiwa seperti zikir, menjalankan berbagai ketaatan, mendoakan orang lain, menyayangi sesama, menyantuni anak yatim, dan lain-lain.
Rasulullah mengganggap perut merupakan tempat yang paling buruk, "Tidak ada satu tempat pun yang dipenuhi anak Adam yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi dia beberapa suap makanan saja, asal dapat menegakkan tulang rusuknya." (HR Ahmad dan Turmudzi).
Dampak negatif banyak makan
Terlampau banyak makan akan membuat seseorang tertutup hati dan pikirannya, mendatangkan kemalasan, menghilangkan sensitivitas jiwa, dan memupuk egoisme.
Selain itu, cahaya ilmu akan sulit diserap, pantas saja eorsng filsafat Yunani memerintah muridnya untuk puasa dalam waktu tertentu sebelum mengikuti kuliah filsafatnya.
Baca Juga: 10 Kata-kata Bijak Ali bin Abi Thalib Penuh Makna tentang Cinta, Hati, Suka, dan Harapan
Terlalu banyak makan juga berpotensi mendatangkan penyakit fisik, penyakit-penyakit degeneratif sebagian besar bersumber dari perut.
Terdapat suatu pendapat yang mengatakan "sumber segala penyakit adalah memasukkan makanan di atas makanan."***